Jakarta, Aktual.com — Trade policy Porum (TRAP Forum) mengatakan, sulit bagi Indonesia untuk bertarung dalam Trans Pasific Partnership (TPP) jika dilihat dari pola perdagangan Indonesia yang mengandalkan sektor komiditas.

“Dengan masih mengandalkan sektor komoditas untuk ekspor yang cenderung menurun dan terbatas, sulit rasanya untuk bertarung dalam TPP,” kata ketua TRAP Forum, Hartanto Reksodipoetro di Jakarta, Rabu (25/11).

Lebih lanjut dikatakan, bila dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN, posisi ekspor komoditi Indonesia menempati peringkat pertama, sedangkan sektor manufaktur dan jasa relatif rendah.

Ekspor komoditi Indonesia sebesar 79,6 persen, sedangkan Thailand berada pada posisi 18,5 persen, Malaysia 30,2 persen, Philipine 14, 5 dan Vietnam 16,7 persen.

Untuk sektor manufaktur, Indonesia hanya mencapai 8,6 persen, Thailand 62 persen, Malaysia 55,4 persen, Philippine 56,8 persen sedangkan Vietnam mencapai 76,9 persen.

Selanjutnya sektor jasa Indonesia hanya berada pada 11,8 persen, negara lainnya seperti Thailand 19 persen, Malaysia 14,4 persen, Philippine 28,7 persen dan Vietnam 6,4 persen.

Jadi sangat jelas bahwa, Indonesia mengandalkan sektor komoditi, sehingga ia melihat Indonesia tidak kuat untuk bertarung di TPP, mengingat sumber komoditas bersifat terbatas.

Namun ia juga mengatakan, akan berbeda kondisinya jika Indonesia memiliki sektor manufaktur dan sektor jasa yang kuat.

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Eka