Bandung, Aktual.com – Industri kreatif Indonesia mampu bersaing di dunia internasional, termasuk dunia usaha kecil menengah kerajinan tangan. Seperti industri Tenun Mendong asal Tasikmalaya, Jawa Barat yang sudah menjelajah hingga empat benua, yakni Amerika, Australia, Asia dan Eropa.
Tanaman mendong ini merupakan rumput budidaya khas Nusa Tengara Barat (NTB) yang dengan tangan kreatif, Asep Barnas bisa diolah menjadi berbagai barang-barang yang diminati masyarakat dunia.
Asep mengaku, ketertarikan dunia internasional kepada prodaknya, karena merupakan bahan yang mudah didaur ulang. Berbeda dengan plastik atau bahan dasar lainnya, mendong terhitung mudah membusuk dan tidak menjadi sampah berbahaya saat tidak lagi digunakan.
“Ini bahan dasarnya rumput yang sudah dibudidayakan. Ada beberapa bentuk, seperti tikar, box, tas dan lainnya. Pemasarannya sampai ke Sumatra, Kalimantan dan daerah lainnya. Kalau ke luar, ke Amerika, Eropa, Asia dan Australia, kalu Arfika baru pameran saja,” kata Asep di Balai Pengelolaan Taman Budaya Jawa Barat, Dago, Selasa (5/4).
Asep memulai usahanya ini sejak tahun 2000, pasang surut ekonomi Indonesia dan global sudah dirasakannya. Namun, keinginan besar untuk memperkenalkan usaha kreatif begitu besar sehingga sampai saat ini, bisnisnya itu tetap bertahan meskipun bersaing dengan prodak luar negeri lainnya.
Persoalan harga, Asep mengatakan cukup terjangkau. Tikar dari mulai Rp25 ribu sampai Rp200 ribu. Podak lainnya pun kisaran itu, sebab barang yang paling mahal satunya Rp 250 ribu adalah tas. Dia percaya, prodak ramah lingkungan yang diproduksinya dapat dipercaya masyarakat dunia yang peduli terhadap lingkungan.
“Banyak masyarakat berpikir cari bahan yang awet seperti plastik, tapi itu sulit didaur ulang. Kalau bahan dasar podak kita mudah didaur ulang dan ternyata itu yang di terima dunia luar,” ucapnya.
Artikel ini ditulis oleh: