Surplus listrik, PLN menekankan kepada pegawai agar mengkampanyekan konversi ke energi listrik, dengan menggunakan kompor Iistrik, motor listrik, sepeda listrik, dll. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Ketua Serikat Pekerja PLN, Jumadis Abdan mengungkapkan setidaknya dalam setahun PLN mengalami inefisiensi Rp 140 triliun untuk membayar pembangkit Independen Power Producer (IPP) / pembangkit Swasta.

Sebagaimana diketahui jelas Jumadis, saat ini PLN mengalami kelebihan daya akibat program listrik 35.000 MW yang tidak diimbangi pertumbuhan konsumsi.

Program 35.000 MW yang sebagian besar Pembangkitnya dibangun oleh IPP menggunakan sistem tak or pay, sehingga kendati daya yang dihasilkan tidak sepenuhnya diserap oleh konsumen atau tidak terjual semua oleh PLN, maka PLN tetap membayar semua daya yang disalurkan pembangkit IPP.

Hal inilah yang membuat inefisien pada PLN, bahkan di tempat tertentu PLN terpaksa memadamkan pembangkit miliknya untuk menyerap daya dari pembangkit IPP.

“Pertengahan 2015 kita sudah mengingatkan dan menyuarakannya agar dievaluasi. Bila tidak maka dengan reserve margin yang besar itu akan menyebabkan banyak pembangkit yang sudah dibangun tidak beroperasi karena sudah kelebihan alias over supply. Hal ini tentu sangat membebani keuangan PLN,” katanya kepada Aktual.com, Senin (13/11).

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Andy Abdul Hamid