Pangkal Pinang, Aktual.com – Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada Maret 2016 mengalami inflasi sebesar 0,26 persen dimana terjadi peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 125,41 menjadi 125,74.
“Inflasi Pangkalpinang terjadi karena naiknya enam kelompok pengeluaran, sedangkan satu kelompok mengalami penurunan,” kata Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Babel, Darwis Sitorus di Pangkalpinang, Jumat.
Enam kelompok tersebut yaitu kelompok bahan makanan naik sebesar 0,65 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,11 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,30 persen, kelompok sandang 0,63 persen, kelompok kesehatan 0,49 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,13 persen, sedangkan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan turun 0,42 persen.
“Beberapa komoditas yang mengalami peningkatan harga yaitu bawang merah, cabai rawit, apel, sawi hijau, bawang putih, kontrak rumah, cabai merah dan ikan selar, sedangkan yang mengalami penurunan harga yaitu daging ayam ras, bayam, udang basah, tarif listrik, daging sapi, telepon seluler, pisang dan angkutan udara,” katanya.
Ia mengatakan, kota-kota IHK di wilayah Sumatera yang berjumlah 23 kota pada Maret 2016 tercatat 18 kota inflasi dan lima deflasi. Inflasi tertinggi di Bukittinggi 1,18 persen dengan IHK 123,05 persen dan terendah di Bengkulu 0,04 persen dengan IHK 129,19.
Sedangkan deflasi tertinggi di Tanjungpandan 1,22 persen dengan IHK 127,63 dan terendah di Meulaboh 0,07 persen dengan IHK 122,18.
Ia menjelaskan, IHK merupakan salah satu indikator ekonomi yang digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga ditingkat konsumen, khususnya di daerah perkotaan.
“Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga,” ujarnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara