Jakarta, Aktual.com — Bank Indonesia mencatat bahwa Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) bulan Desember 2015 mencapai 0,96% (mtm), meningkat dari bulan lalu. Peningkatan tersebut terutama disumbang oleh komponen volatile food dan administered prices, sementara inflasi inti tercatat relatif rendah.
“Inflasi IHK secara keseluruhan tahun 2015 mencapai 3,35% (yoy) dan berada dalam kisaran sasaran inflasi Bank Indonesia, yaitu sebesar 4±1% (yoy),” ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Tirta Segara di Jakarta, Senin (4/1).
Bulan Desember 2015, lanjutnya, inflasi pada kelompok volatile food mencapai 3,53% (mtm), terutama bersumber dari kenaikan harga pada komoditas cabai merah, bawang merah dan daging ayam. Untuk keseluruhan tahun, inflasi volatile food mencapai 4,84% (yoy), cukup rendah di tengah terjadinya gejala El Nino.
“Rendahnya inflasi volatile food seiring dengan terjaganya kecukupan pasokan bahan pangan, yang didukung oleh semakin kuatnya koordinasi Pemerintah dan Bank Indonesia, antara lain melalui TPI dan TPID, dalam mendorong peningkatan produksi dan memperbaiki distribusi serta meminimalkan berbagai distorsi harga bahan pangan,” jelasnya.
Menurutnya, Inflasi administered prices pada bulan Desember 2015 tercatat sebesar 0,86% (mtm), terutama didorong oleh penyesuaian tarif listrik, dan kenaikan tarif angkutan udara sejalan dengan musim liburan. Untuk keseluruhan tahun, kelompok administered prices mencatat inflasi yang rendah, yakni 0,39% (yoy). Hal ini ditopang oleh menurunnya harga energi dunia di tengah reformasi subsidi berupa penyesuaian harga BBM dan LPG 12kg, serta penyesuaian tarif listrik.
Sementara itu, inflasi inti tergolong rendah, baik secara bulanan, yaitu 0,23% (mtm), maupun tahunan, yaitu 3,95% (yoy). Rendahnya inflasi inti tersebut didorong oleh ekspektasi inflasi yang terjaga. Hal tersebut tidak terlepas dari peran kebijakan Bank Indonesia dalam mengelola permintaan domestik, menjaga stabilitas nilai tukar, dan mengarahkan ekspektasi inflasi.
“Ke depan, inflasi diperkirakan akan berada pada sasaran inflasi 2016, yaitu 4±1%. Koordinasi kebijakan Pemerintah dan Bank Indonesia dalam mengendalikan inflasi perlu terus diperkuat, terutama terkait dengan kemungkinan penyesuaian administered prices dan mewaspadai tekanan inflasi volatile food,” pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka