Jakarta, Aktual.com — Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta ditutup menguat 45 poin menjadi Rp13.275 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp13.320 per dolar AS.

“Kenaikan inflasi Juni yang tidak terlalu tinggi menjadi salah satu sentimen positif bagi mata uang rupiah. Tercatat inflasi Juni masih di bawah satu persen,” kata Pengamat Pasar Uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova di Jakarta, Rabu (1/7).

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat data inflasi untuk Juni 2015 sebesar 0,54 persen, sedikit lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 0,5 persen (mtm).

Ia mengatakan inflasi terjadi karena kenaikan harga menjelang bulan puasa. Jadi tidak heran kalau harga-harga barang kebutuhan naik dibandingkan bulan sebelumnya.

Namun, ia memprediksi inflasi pada 2015 ini akan sesuai target pemerintah yang sebesar empat plus-minus satu persen.

Sementara itu, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito menilai laju inflasi sepanjang 2015 berpotensi di bawah 5 persen, atau di bawah target inflasi pemerintah.

“Sampai Desember 2015, dampak kenaikan BBM pada November 2014 akan hilang, sehingga pada akhir tahun nampaknya bisa di bawah target pemerintah,” ujar Sasmito.

Menurut dia, kunci pengendalian inflasi pada tahun ini yakni pada besaran inflasi pada Juli dan Juni di mana ada momen puasa dan Lebaran, serta inflasi pada Desember mendatang.

“Nanti di bulan Juli itu yang mendorong inflasi yaitu angkutan dan pendidikan,” katanya.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Rabu (1/7) mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat menjadi Rp13.331 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.332 per dolar AS.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka