Bank Indonesia (BI) menilai peningkatan pertumbuhan ekonomi bukanlah hal yang utama. Melainkan terjaganya stabilitas moneter, termasuk inflasi yang rendah, nilai tukar yang bersaing. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Laju inflasi di September 2017 yang cukup tinggi mencapai 0,13 persen telah menyebabakan inflasi harga-harga, yang diatur pemerintah (administered prices/AP) juga mengalami lonjakan di tahun ini.

Jika dilihat dari inflasi komponen inti tahun kalender yaitu antara Januari–September 2017 yang mengalami inflasi sebesar 2,51 persen, maka untuk inflasi AP juga tinggi. Padahal untuk inflasi inti dan inflasi harga bergejolak (volatile foods) tak terlalu tinggi.

“Jadi untuk inflasi komponen AP, komponen inti dan komponen harga bergejolak di tahun kalender (Januari-September 2017) ini cukup tinggi. Masing-masing 7,51 persen, 2,51 persen dan -1,56 persen,” jelas Kepala BPS Suhariyanto di Jakarta, Senin (2/10).

Sementara untuk inflasi tahun ke tahun yakni dari September 2017 terhadap September 2016 masing-masing sebesar 9,32 persen untuk AP, 3,00 persen untuk komponen inti, dan 0,47 persen untuk volatile food.

Komponen harga yang diatur pemerintah (AP) adalah kenaikan harga karen ada kebijakan kenaikan harga seperti kenaikan tariff dasar listrik (TDL) atau kenaikan bahan bakar minyak (BBM) dan kenaikan gas elpiji. Jika harganya dinaikan maka harga AP juga pasti akan melonjak.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu