Jakarta, Aktual.com — Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk kembali menurunkan suku bunga acuan BI (BI Rate) sebesar 25 basis points (bps) menjadi 6,75 persen.

Selain itu suku bunga Deposit Facility juga menjadi sebesar 4,75 persen dan Lending Facility menjadi sebesar 7,25 persen.

“Keputusan ini sejalan dengan masih terbukanya ruang pelinggaran kebijakan moneter yang sejalan dengan terjaganya stabilitas makroekonomi, khusunya terus menurunnya tekanan inflasi di 2016 dan bahkan 2017 nanti,” jelas Direktur Eksekutif Departeman Komunikasi BI, Tirta Segara di Gedung BI, Jakarta, Kamis (17/3).

Kebijakan penurunan BI Rate ini menjadi yang ketiga kalinya di awal tahun ini dengan penurunan secara bertahap masing-masing 25 bps.

Tirta kembali menegaskan, terkendalinya angka inflasi ini menjadi perhatian utama BI. Karena dengan kondisi Februari yangvmalah deflasi 0,09 persen ( month to month) membuat BI optimis inflasi 2016 masih tetap sesuai target di angka 4 +-1 persen.

“Karena hal itu disebabkan oleh adanya deflasi komponen barang yang diatur pemerintah (administered prices) dan komponen bahan makanan bergejolak (volatile foods). Sehingga inflasi inti juga tergolong rendah sebesar 0,31% (m to m) atau 3,59% (y to y),” papar Tirta.

Lebih jauh, ia menegaskan, deflasi administered prices ini terutama disumbang penurunan harga bahan bakar rumah tangga, penurunan tarif listrik, serta penurunan tarif angkutan udara.

Meski begitu, untuk penyumbang deflasi volatile foods ini hanya disokong penurunan harga sebagian besar komoditas pangan. “Kecuali hargaberas yang masih meningkat sebagai dampak dari elnino,” katanya.

Dengan diturunkannya BI Rate ini, BI berharap perbankan juga segera menyesuaikan penurunan suku bunga kredit dan depositonya. “Karena yang penting dengan penurunan ini, suku bunga kredit turun dan kredit tetap tersedia dinperbankan,” pungkas Tirta.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka