Polisi mengatur arus lalu lintas kendaraan yang melintasi genangan banjir di Jalan Raya Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (18/2). Banjir yang melanda selama beberapa hari terakhir menyebabkan terganggunya aktivitas transportasi di Jalan Raya Porong. ANTARA FOTO/Umarul Faruq/kye/16

Surabaya, Aktual.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana mengumumkan bahwa Jawa Timur menjadi provinsi yang mengalami banjir paling parah dan daerah paling banyak di seluruh Indonesia.

Wakil Bupati Kab Jember, A Muqit Arif mengaku bahwa pihaknya sebenarnya sudah mengantisipasi sejak dini. Tetapi lagi-lagi terkendala infrastruktur.

“Sesuai janji kampanye yang diharapkan masyarakat, dalam waktu dekat saya akan memaksimalkan infrastruktur agar tidak menimbulkan bencana seperti banjir,” ujar A Muqit kepada Aktual.com, beberapa waktu lalu.

Senada dengan Bupati Sidoarjo, Syaiful Ilah. Pihaknya akan mengumpulkan dinas terkait dan seluruh SKPD untuk menyikapi banjir dan mencari solusinya.

Sebab, menurutnya, Sidoarjo tanpa hujan selalu terjadi banjir akibat kiriman air dari kota Mojokerto.

“Banjir kemarin, tidak pernah separah kali ini. Baru tahun ini. Infrastruktur menjadi kendala. Ini hanya persoalan pintu air saja,” ujarnya.

Sementara Wakil Gubernur Jawa timur, Syaifullah Yusuf, ketika dikonfirmasi banyaknya infrastruktur yang menjadi persoalan, ia membenarkan.

Infrastruktur bisa jadi penyebab banjir. Maka dari itu, ketika terjadi bencana seperti banjir, maka yang dilakukan adalah jangka pendek terlebih dahulu seperti memberikan pengungsian termasuk kebutuhan hidup, dan meminimalisir banjir dengan membuat Dam atau aliran.

“Nah untuk jangka panjang terus dilakukan seperti pembangunan infrastruktur. Hanya saja ada kendala pembebasan lahan seperti yang terjadi di Kali Lamong. Tapi kami akan usahakan bahwa pembebasan akan cepat bisa terselesaikan,” kata Syaifullah Yusuf.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Jatim, Achmad Robiul Fuad, mengatakan sebenarnya BPBD sudah melakukan deteksi dini seperti gunung meletus, dan akhir-akhir ini yang terjadi seperti banjir.

Tetapi, ketika menyangkut daya tampung sungai sudah tidak bisa menampung, maka terjadilah banjir.

Di Jatim sendiri, memang semuanya rawan bencana. Hampir sebagain besar di wilayah timur Seperti Malang, Kediri, Lumajang, Pacitan san sebagainya, merupakan daerah banjir disertai longsor.

Sementara di wilayah Selatan dan Utara, jarang disertai longsor. Tetapi banjir kerap kali terjadi akibat luapan sungai.

“Deteksi sebenarnya sudah ada. Tapi lagi-lagi daya tampung menjadi persoalan,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh: