Sumenep, Aktual.com –  Kepulauan Sapudi yang terletak di Kabupaten Sumenep, Madura, masih terkesan jauh dari pemenuhan infrastruktur. Hal ini terlihat dari listrik yang hanya menyala tiga jam sehari, hingga warga hanya beraktivitas di sore hari.

Sebab, listrik hanya menyala sejak pukul 16.00 Wib-19.00 Wib, itupun terkadang masih sering mati mendadak.

“Nah, kalau listrik nggak ada, maka nggak ada yang jual es. Akibatnya, nelayan harus menjual ikan hari itu juga. Kalau nggak laku, yang terpaksa dibuang ikannya. Kan nggak ada alat untuk membekukan,” terang Parlan, warga kepulauan Sapudi, Jumat (27/5).

Masih kata Parlan, warga dan seperangkat desa sudah sering mengajukan persoalan listrik ke pemerintah kabupaten dan PLN, namun tidak pernah ada hasil memuaskan.

“PLN kalau diundang tidak pernah mau hadir di sini. Kalau pun hadir, besoknya langsung menghilang nggak kembali,” lanjut Parlan.

Selain masalah listrik, di kepulauan Sapudi masih banyak ruas jalan yang tidak beraspal. Belum lagi pendidikan yang kurang layak hingga kelanjutan kelulusan pelajar.

Warga lain, Samroni, mengatakan jika ada anak lulus sekolah biasanya langsung menjadi nelayan ikut orang tua. Ada juga yang langsung menikah di usia muda. Tetapi, untuk yang mampu, maka akan melanjutkan kuliah ke Surabaya.

“Kalau sudah lulus kuliah, ya kerja di sana juga. Di sini nggak ada perusahaan,” terang Samroni.

Sementara untuk kesehatan tak ada satupun dokter spesialis, sehingga ketika sakit berat warga harus pergi ke kota dengan menggunakan kapal yang memakan waktu empat jam. Di kepulauan Sapudi penduduknya berjumlah sekitar 50.000 orang.

Kepulauan Sapudi merupakan tempat terbanyak sapi-sapi berkualitas baik. Bahkan, populasi sapi lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduknya. Tapi anehnya, harga daging sapi yang dijual di pasar justru melambung tinggi.

“Di sini itu pusatnya sapi. Makanya sapi-sapi dari luar nggak boleh masuk sini, tapi sapi sini boleh di jual keluar‎. Anehnya, harga daging sapi di sini kok juga naik terus.” kata Sukemi, salah satu anggota kelompok Muslimat NU di kepulauan Sapudi.

Artikel ini ditulis oleh: