Ilustrasi - Kehancuran di Jalur Gaza. ANTARA/Anadolu/py.
Ilustrasi - Kehancuran di Jalur Gaza. ANTARA/Anadolu/py.

London, aktual.com – Inggris, Mesir, dan Palestina menyatakan bahwa mereka berupaya untuk memobilisasi pembiayaan dari sektor swasta guna memenuhi kebutuhan biaya besar dalam membangun kembali Gaza dan memastikan proses rekonstruksi dipimpin oleh rakyat Palestina sendiri.

“Skala kehancuran menunjukkan perlunya solusi praktis yang mendesak. Itulah sebabnya kami, pemerintah Inggris, Mesir, dan Palestina, telah mengumpulkan para investor internasional dan pemerintah mitra,” kata ketiga pemerintah tersebut dalam sebuah komunike bersama pada Kamis (16/10) setelah diskusi di Wilton Park minggu ini.

Diskusi selama tiga hari tersebut mempertemukan investor internasional, perwakilan sektor swasta Palestina, serta pemerintah internasional dan negara-negara untuk menjajaki bagaimana pendanaan swasta dapat dimobilisasi guna mendukung pemulihan Gaza.

“Rekonstruksi Gaza akan menelan biaya puluhan miliar dolar,” ujar pernyataan itu.

Ketiga negara tersebut turut menambahkan bahwa pembangunan kembali wilayah tersebut akan membutuhkan pendanaan maupun partisipasi aktif serta keahlian dari sektor swasta.

Menurut komunike tersebut, diskusi di Wilton Park telah “mencapai kemajuan signifikan dalam mengidentifikasi cara-cara untuk menciptakan pembiayaan swasta yang berkelanjutan, sambil menempatkan rakyat Palestina di garda terdepan dan sebagai pusat dari upaya pemulihan dan rekonstruksi.

Pertemuan ini juga bertujuan untuk melanjutkan rencana-rencana yang sudah ada, seperti “Rencana Pemulihan Dini, Rekonstruksi, dan Pembangunan Gaza dari Arab-Islam,” serta “Dokumen Hasil Konferensi Solusi Dua Negara.”

Ke depan, para tuan rumah bersama menyatakan bahwa mereka berkomitmen untuk melanjutkan kemajuan minggu ini dalam mendukung Konferensi Internasional Kairo tentang Pemulihan, Rekonstruksi, dan Pembangunan Gaza pada bulan November.

Mereka juga mendorong aksi internasional guna mendukung pembangunan kembali Gaza sebagai bagian dari upaya kolektif untuk membangun cakrawala politik menuju negara Palestina dan solusi dua negara.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain