Jakarta, Aktual.com — Bank Indonesia (BI) telah menetapkan untuk mempertahankan tingkat suku bunga acuan di level 7,50 persen. Terhitung, delapan bulan sudah BI menahan suku bunganya di level 7,50 persen sejak Februari 2015 lalu.
Gubernur BI Agus Martowadojo mengatakan, alasan pihaknya masih mempertahankan suku bunga lantaran kondisi global yang dinilai masih belum kondusif dan penuh dengan ketidakpastian.
“Justru bisa menjadi sumber tekanan kepada ekonomi kita dalam negeri kalau kita melakukan perubahan stance moneter,” kata Agus di komplek gedung BI, Thamrin, Jakarta, Jumat (16/10).
Menurutnya, secara umum pihaknya telah memberikan assesment kondisi dalam negeri yang banyak perkembangan baik, tapi perlu memperhatikan dan mewaspadai kondisi eksternal.
“Khususnya normalisasi kebijakan moneter AS yang belum pasti, perkembangan Cina yang belum menunjukkan kondisi yang sudah lebih dapat diprediksi dan harga komdoitas dunia yang masih melemah,” ungkapnya.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Yudha Agung memaparkan, faktor lain yang menyebabkan dipertahankannya suku bunga BI rate adalah target inflasi serta defisit transaksi berjalan. Sehingga tekanan perekonomian mulai mereda.
“Kami perkirakan Oktober dari survei sejauh ini mengindikasi ada potensi deflasi 0,09 persen. Sehingga akhir tahun itu akan lebih rendah dari empat persen. Defisit transaksi berjalan berada di kisaran dua persen. Di bawah perkiraan semula sebanyak 2,2-2,3 persen,” paparnya.
Sementara di sisi lain, ditundanya kenaikan Fed Fund Rate oleh bank sentral Amerika Serikat mulai membawa dampak pada kenaikan arus modal masuk ke Indonesia.
“Dengan kemungkinan penundaan normalisasi The Fed, inflow mengalami perbaikan hingga 12 Oktober,” tutup dia.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka