Jawa Timur, Aktual.com – Meski akui perjanjian Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) menjadi tantangan terberat, namun Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jatim tidak gentar.

Ketua Kadin Jatim, La Nyalla Mahmud Mattaliti menjelaskan alasan mereka tidak gentar hadapi MEA.

Kata dia, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur selama ini didukung oleh pertumbuhan ekspor antarprovinsi atau antarpulau. Di mana Jawa Timur selalu mencatatkan surplus dalam beberapa tahun terakhir.

Selain itu meningkatnya ekspor antarpulau dari Jatim khususnya ke wilayah Indonesia Timur juga diharapkan bisa menjadi media pemerataan kemajuan Indonesia agar tidak tersentral di Pulau Jawa.

Kata dia, melalui program akselerasi perdagangan antarprovinsi atau pulau di 23 provinsi di Indonesia, sejak 2010 perdagangan antarprovinsi dari Jawa Timur selalu mengalami surplus dan bertumbuh signifikan.

Pada tahun 2010 tercatat surplus perdagangan Jawa Timur dengan daerah lain mencapai Rp21,33 triliun. Angka itu meningkat menjadi Rp30,99 triliun pada 2011 dan kembali meningkat menjadi Rp62,85 triliun pada 2012.

“Lalu, surplus perdagangan kembali meningkat menjadi Rp70,41 triliun pada 2013 dan kembali meningkat menjadi Rp90,329 triliun pada akhir 2014,” kata dia, Minggu (28/6).

Sementara itu, di bidang industri dan perdagangan Kadin Jatim akan memfasilitasi kerja sama ekonomi dengan banyak negara.

Selama tahun 2014 dan 2015, Kadin Jatim telah mempertemukan pengusaha Jatim dengan delegasi luar negeri, antara lain dari Afrika Selatan, Chile, Inggris, Suriname, Jepang, Thailand, Singapura, dan Brunai Darussalam.

“Pada lima tahun mendatang, kami akan melanjutkan program-program yang sudah berjalan dan terbukti bisa berkontribusi dalam pertumbuhan perekonomian di Jatim. Di antaranya melalui percepatan program-program Kadin seperti mendidik para pengusaha muda dan UMKM lewat Kadin Institute,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh: