Jakarta, Aktual.com – Belum lama ini, banyak eksodus mitra driver ojek online dari Grab Indonesia ke Go-Jek sedang terjadi di beberapa kota di Indonesia. Termasuk di Bandung dan Jakarta.
Di Bandung, sedikitnya ada 500 mitra GRAB yang berganti kostum GO-JEK dengan cara mendaftar secara serempak ke kantor aplikator karya anak bangsa itu di cabang Bandung. Hal itu terjadi pada Selasa (13/11) lalu.
Antrian para calon mitra GO-JEK yang hampir seluruhnya masih menggunakan almamater GRAB itu mengular sejak sekitar pukul 6.00 WIB pagi.
Salah seorang mitra GRAB, Iwan Siregar, yang ikut dalam antrian di Bandung menjelaskan beberapa alasan utama dia dan rekan-rekannya bermigrasi menjadi mitra GO-JEK. Salah satunya terkait aspek kesejahteraan.
”Peraturan di GRAB itu setiap bulan berubah-ubah. Insentif nggak dikeluarkan mulai tanggal 6 November kemarin,” katanya kepada media, Jumat (16/11).
Meskipun tidak melulu mengejar insentif, kata Iwan, setidaknya hal itu sejauh ini menjadi pemacu semangat untuk menjalankan peran sebagai mitra dengan mencari order dari konsumen.
“Namanya driver nggak muluk-muluk cari nilai tambah. Jadi kalau misalnya ada lebihnya kita bisa nyimpen kan itu yang kita harapkan,” tandasnya.
Sebaliknya selama ini, kata dia, dirinya hanya mendapat uang pas-pasan saat pulang ke rumah. Dia menambahkan, alasan lain adalah program yang mampu menyejahterakan para mitra.
Pihak GRAB tidak punya itu. Bahkan, kata Iwan, fasilitas asuransi pun belum pernah dia terima. “Kalau di GO-JEK apa itu namanya (program) Swadaya ya? Itu kan nggak ada di GRAB,” keluhnya.
Iwan mengaku baru menyadari produk asing tidak selalu lebih baik dari produk lokal. Maka dia merasa berbangga akhirnya bisa bergabung dengan GO-JEK sebagai aplikator dalam negeri. “Ini jadi sumbangsih saya untuk Negara. Saya keluar dari perusahaan aplikasi asing,” dia berbangga.
Di Jakarta, eksodus mitra GRAB terjadi di kantor GO-JEK wilayah Kemang Timur, Jakarta Selatan, Jumat (16/11) ini. Sama seperti di Bandung, para driver yang masih menggunakan jaket dan helm GRAB itu juga mengantri sejak pagi.
Tidak kalah banyak jumlahnya dibanding dengan di Bandung, para mitra GRAB itu siap berganti jaket dan helm. Selain dua kota itu, migrasi juga terjadi di kota lain seperti Makassar, Sulawesi Selatan. Secara umum, alasan kepindahan itu dikarenakan berkaitan dengan kesejahteraan.
Saat dikonfirmasi, manajemen GO-JEK membenarkan terjadinya migrasi dari para mitra GRAB di beberapa kota itu. Menurut VP Corporate Affairs GO-JEK, Michael Reza Say, piihaknya membuka pintu bagi para mitra yang memenuhi kualifikasi dan persyaratan untuk bergabung.
”Pada dasarnya semangat kami untuk membantu kesejahteraan sektor informal di Indonesia. Sebagai pelopor ride-hailing kami bangga menjadi pilihan mitra driver untuk bersama terus melayani jutaan mitra Indonesia melalui teknologi,” kata Michael.
Artikel ini ditulis oleh: