Kapolri Jenderal (Pol) Badrodin Haiti (tengah) menjawab pertanyaan wartawan seusai bertemu Presiden Joko Widodo untuk melaporkan mutasi perwira tinggi (pati) Polri di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Jumat (4/9). Kapolri memastikan mutasi sejumlah perwira tinggi Polri termasuk Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri Komjen Pol Budi Waseso yang akan bertugas di Badan Narkotika Nasional (BNN) menggantikan Komjen Anang Iskandar. ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma/nz/15

Jakarta, Aktual.com — Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengakui pihaknya kesulitan menangkap pimpinan teroris kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT), Santoso. Menurutnya, selain cuaca buruk ada beberapa hal yang menghambat proses penangkapan.

“Kondisi sedang sulit karena menghadapi musim hujan sehingga tidak bisa setiap hari bekerja,” kata Badrodin di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (12/2).

Dia mengatakan, medan yang sulit serta kendala lain tidak serta merta membuat pihak kepolisian menyerah. Menurut Badrodin, polisi bakal terus memburu komplotan teroris yang terkenal licin itu. “Tentunya kita akan terus lakukan pengejaran (kelompok Santoso cs),” ujarnya.

Namun Badrodin tampak kesal saat ditanya alasan polisi kesulitan menangkap jaringan Santoso ini. Mengingat, perburuan kelompok teroris itu sudah berlangsung sejak lama. Bahkan, polisi dengan TNI berkoordinasi dan sudah beberapa kali membuat operasi khusus untuk menangkap Santoso dan anggotanya.

Geram dengan pertanyaan awak media, Badrodin justru meminta wartawan untuk ikut terjun langsung mencari Santoso.

“Iya anda coba selidiki di sana apa kesulitannya, anda coba sekali-kali ikut tim yang ada di hutan di sana mudah atau tidak. Jangan bayangkan di sini kaya di kota,” cetus Badrodin.

Lebih jauh, Badrodin mengaku belum memutuskan bakal meminta bantuan Inggris untuk menangkap Santoso dari persembunyiannya. Dia mengatakan, hal itu belum bisa diputuskan. “Belum ada keputusan,” demikian mantan Kabaharkam dan Wakapolri itu menuturkan.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby