Karangasem, Aktual.com – Gunung Agung hingga kini masih meletus. Berbagai material vulkanik dimuntahkan gunung setinggi 3.142 mdpl tersebut. Hingga kini, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat gunung yang terletak di Kabupaten Karangasem itu telah memuntahkan material berupa lava yang masih mengisi lantai kawah, abu dan batuan panas yang terlontar hingga sejauh 4 kilometer.
Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur PVMBG, Devy Kamil Syahbana menjelaskn, rekomendasi zona bahaya dalam radius 8 kilometer dengan perluasan sektoral 10 kilometer ke arah utara, timur laut, tenggara, selatan dan barat daya.
Dalam zona itu, Devy memprediksi bisa saja warga tersapu awan panas, lontaran batu dan material lainnya. “Itu sebabnya kami merekomendasikan zona bahaya itu harus dikosongkan. Kalau ini dipatuhi, kami percaya tidak ada jatuh korban,” kata Devy, Kamis (30/11).
Sementara untuk masyarakat di luar zona bahaya Devy memprediksi bisa saja terlanda bahaya abu vulkanik dan lahar hujan (biasa disebut lahar dingin). Khusus abu vulkanik Devy menjelaskan dengan detail. Abu vulkanik yang cukup halus bisa bertahan di langit berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan. Jika terjadi hujan, abu vulkanik akan turun ke permukaan tanah.
Tanpa hujan, abu vulkanik juga bisa turun ke permukaan tanah. Tanpa dan dengan hujan sama-sama berbahaya bagi kesehatan manusia. ”Abu vulkanik yang kering, artinya turun tanpa hujan bisa mengganggu pernafasan yaitu iritasi pernafasan kita. Maka kami sarankan gunakan masker. Kami juga memakai masker, kok,” tutur Devy.
Sementara abu vulkanik yang turun bersama hujan akan mengandung asam dan bersifat korosif serta iritan. “Kalau dia mengenai kulit dia bisa menyebabkan gatal-gatal. Kemudian kalau misalnya kena mata perih,” ujarnya.
Sedapat mungkin Devy meminta kita menghindari kontak langsung dengan hujan yang mengandung abu vulkanik Gunung Agung. Jika terpaksa harus ke luar, gunakan payung dan pakaian yang menutup seluruh tubuh. ”Hujan yang mengandung abu vulkanik mengandung kadar asam tinggi dan bisa membahayakan kulit,” ujarnya.
“Kalau kita lihat abu vulkanik sepertinya halus. Tapi kalau dilihat melalui mikroskop dia seperti duri-duri, tajam,” tambah pria asal Bandung tersebut.
Laporan: Bobby Andalan
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby