Jakarta, Aktual.com — Pemerintah dianggap tidak pro pada sektor produksi usaha dalam negeri seperti batik dan kerajinan. Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) meminta kepada pemerintah untuk memberikan insentif dengan menghapus pajak PPN untuk produk Batik dan Kerajinan.
Menurut kalangan pengusaha, pemerintah harus memperhatikan sektor riil dan UKM yang telah terbukti memiliki daya tahan, dibandingkan sektor finansial, serta membantu perekonomian Indonesia melewati masa krisis.
“Kita ambil contoh batik, Persaingan dengan produk Tiongkok dan bayangan MEA harus di hadapi dan di persiapkan. Nah, salah satu persiapannya adalah dengan kompetitifnya harga batik sehingga masyarakat lebih memilih produk lokal dengan penerapan PPN harga akan lebih tinggi untuk itu diperlukan terobosan sehingga dapat bersaing dengan produk luar yang sudah mulai membanjiri pasar,” ujar Anggawira, Ketua Badan Pengurus Pusat HIPMI Bidang Organisasi, kepada Aktual.com, Senin (16/11) di Jakarta.
Menurut Angga, jika produk padat karya membuat konsumen harus membayar PPN maka akan memberatkan bagi konsumen.
“Kalau konsumen harus membayar pajak lagi kan sudah memberatkan ini, di sisi lain produk sejenis dari negara tetangga harganya bisa jauh lebih murah karena di negara asal pemerintahnya memberikan berbagai insentif baik kredit ekspor, bunga murah bahkan insentif pajak, ini yang seharusnya menjadi contoh untuk Indonesia,” ujarnya.
Pengusaha lulusan doktor bidang manajemen itu mengambil batik sebagai contoh dan menurutnya masih banyak produk UKM lain lagi yang seharusnya tidak memberatkan para konsumen dan pelaku UKM.
“Batik adalah budaya bangsa, perkembangannya sangat dibutuhkan demi kelestarian batik. Penghapusan PPN pada karya batik sangat krusial ini demi mencegahnya kepunahan pengrajin batik, Kalau pengrajin lesu karena PPN ini kan bisa gawat budaya kita,” ujarnya menjelaskan
Harapannya, batik harus didukung pemerintah dengan memberikan insentif pajak untuk meningkatkan kompetisi di dalam negeri. Angga menyatakan hal itu juga akan menunjang perkembangan kuantitas dan kualitas produk UKM yang semakin meningkat dan dapat menembus ke pasar global.
Artikel ini ditulis oleh: