Selisih dukungan pada tiga besar nama relatif konstan, masing-masing sekitar 3 persen. Dengan demikian, ketiga calon Gubernur yang diuji dalam survei ini memiliki peluang yang sama untuk memenangkan Pilgub Jawa Timur. Sebab masih Ada swing voter sebanyak 30,6 persen. “Tinggal bagaimana nanti mesin partai, ormas pendukung dan relawan bekerja maksimal untuk mengambil Suara swing voters,” tuturnya.

Selain itu, kata dia, isu-isu kepada tiga tokoh saat kampanye juga akan sangat mempengaruhi keterpilihan mereka. Visi dan misi mereka terutama dalam hal bidang ekonomi dan fasilitas publik seperti kesehatan, air bersih serta yang bersentuhan dengan kesejahteraan masyarakat yang dianggap realitis akan mempengaruhi tingkat elektabilitas mereka.

Namun, lanjut dia, catatan untuk Gus Ipul yang posisinya petahanan akan jauh lebih berat untuk menaikan tingkat elektabilitas. Sebab elektabilitas Gus Ipul berhubungan dengan kinerja pemprov Jatim yang membuat 69,3 persen responden mengatakan tidak puas dan sangat buruk kinerja Pemprov Jatim. Hal ini berhubungan dengan temuan survei terkait 62,1 persen responden mengatakan keadaan ekonomi keluarga mereka yang mengalami kesulitan selama 3 tahun terakhir ini.

“Untuk khofifah kekalahan dua kali dalam Pilgub juga menjadi problem untuk meningkatkan elektabilitasnya. Sebab pandangan publik Khofifah dianggap ngoyo jabatan dan tidak bersyukur serta tidak konsisten dengan tugasnya sebagai Menteri Sosial untuk menyelesaikan tugas sampai masa jabatannya berakhir. Masyarakat justru curiga dengan keingina Khofifah maju sebagai cagub, padahal posisinya sebagai Menteri Sosial jauh lebih tinggi dari gubernur serta bisa lebih banyak membantu masyarakat dalam pengentasan kemiskinan,” katanya.

Sedangkan peluang La Nyalla, ujar dia, jauh lebih besar untuk meningkatkan elektabilitasnya karena hasil temuan survei hanya 9,3 persen saja responden yang memilih calon gubernur Jawa Timur berdasarkan kesaman etnis sedangkan 90,7 persen tidak mempermasalahkan etnis calon gubernur Jatim.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang