Jakarta, Aktual.com – Presiden Joko Widodo mengajukan Komjen Listyo Sigit Prabowo sebagai calon Kapolri baru. Berbagai dukungan sudah disampaikan oleh partai politik, ormas maupun tokoh masyarakat. Namun, masih ada juga yang menolak Listyo dengan berbagai alasan.

Direktur The Indonesia Intelligence Institute Ridlwan Habib menilai penolakan terhadap Komjen Listyo Sigit dilakukan oleh 3 kelompok. “Ciri kelompok penolak itu ada tiga, terlihat dari karakter tokoh maupun aksi mereka, ” ujar Ridlwan, Minggu (17/1).

Kelompok pertama, adalah mereka yang cemas dengan rekan jejak bersih Komjen Listyo Sigit. “Ada yang khawatir kalau pak Sigit jadi Kapolri karena selama ini track recordnya lurus dan tanpa kompromi, ” ujarnya.

Kelompok pertama ini cemas jika Kapolri baru melakukan penegakan hukum secara tegas dan tidak pandang bulu. “Kelompok pertama ini diduga menggerakkan demonstran bayaran untuk mempengaruhi opini masyarakat, ” kata Ridlwan.

Kelompok kedua yang menolak Komjen Listyo Sigit adalah kelompok intoleran yang memainkan narasi SARA. “Padahal walaupun  agama pak Sigit Kristen, beliau sangat dekat dengan tokoh tokoh Islam maupun agama lainnya, ” kata Ridlwan.

Kelompok intoleran yang bermain SARA ini menurut Ridlwan berupaya mempengaruhi opini di media sosial. “Mereka memakai akun anonim di twitter dan Facebook. Tapi tetap bisa dilacak oleh CCIC Mabes Polri, ” ujar alumni S2 Kajian Stratejik Intelijen itu.

Kelompok ketiga yang anti terhadap pencalonan Komjen Listyo Sigit adalah kelompok terorisme yang selama ini berfatwa bahwa polisi halal dibunuh . “Kelompok ketiga ini terdiri dari JI, JAD dan faksi faksi pro ISIS seperti MIT, mereka menghalalkan darah polisi karena dianggap thaghut, “ujarnya.

Menurut Ridlwan, kelompok ketiga yang paling berbahaya. ” Mereka tersebar di seluruh Indonesia dan terutama menyasar markas kepolisian maupun petugas di lapangan. Polri harus waspada, “katanya.

Meskipun ada 3 kelompok penolak itu, Ridlwan menilai pencalonan Komjen Listyo Sigit bakal mulus dan lancar. ” Semua fraksi partai politik di DPR akan menyetujui beliau sebagai Kapolri baru, “ujar alumni Fisipol UGM Yogyakarta itu.(RRI)

Artikel ini ditulis oleh:

Warto'i