Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti memberikan kata sambutan saat pembukaan Konferensi ASENAPOL ke-35 di Jakarta, Selasa (4/8). Konferensi ASEANAPOL yang berlangsung 3-7 Agustus 2015 itu merupakan pertemuan yang dihadiri 10 kepala kepolisian ASEAN, delapan Negara mitra wicara ASEANAPOL dan dua Organisasi regional atau internasional (ICPO Interpol dan ASEAN Secretariat). ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/nz/15.

Jakarta, Aktual.com — Kepolisian akan mengawal proses berjalannya tahapan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak pada akhir tahun 2015. Daerah-daerah yang berpotensi konflik pun sudah mulai dipetakan.

Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan sejumlah daerah yang rawan konflik dapat teridentifikasi berdasarkan data penyelenggaran sebelumnya.

“Misalnya Bima, Dompu, Maluku, Tolikara, dan Nias Selatan. Daerah-daerah yang memiliki sejarah konflik ini yang jadi perhatian,” kata Badrodin di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Jakarta, Selasa (11/8).

Selain itu, wilayah yang dianggap rawan oleh polisi yakni daerah-daerah yang mempunyai basis partai politik paling besar. Khususnya yang dukungan partainya terbelah dua. Menurutnya, kepengurusan parpol ganda itu dapat berpotensi terjadinya konflik.

“Ada juga daerah-daerah bekas konflik, Poso, Maluku, dan Papua. Tentu ini juga jadi persoalan. Potensi konflik, dan gangguan masyarakat menjadi suatu pertimbangan sehingga daerah itu perlu menjadi suatu perhatian karena tingkat kerawanannya cukup tinggi,” demikian Badrodin.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby