Jakarta, Aktual.com —  Pengamat Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Salamuddin Daeng mengatakan bahwa kebijakan Pemerintah mencabut subsidi bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium telah memicu bergejolaknya perekonomian nasional.

Menurut dia, akibatnya ekonomi rakyat bergejolak, inflasi tinggi, daya beli masyarakat kian merosot, industri manufaktur ambruk karena mahalnya ongkos produksi dan semakin tidak mampu bersaing dengan barang barang impor.

“Kebijakan menghapus subsidi energi membawa dampak naiknya listrik dan gas yang merup‎akan sumber utama kenaikan harga-harga bahan pokok, ongkos transportasi dan melemahnya daya beli masyarakat,” kata Salamuddin dalam keterangan tertulis yang diterima Aktual di Jakarta, Rabu (29/7).

Dikatakannya, jika penghapusan subsidi premium terus dilanjutkan maka ada tiga dampak yang akan ditimbulkan. Pertama, kerugian yang diderita PT Pertamina (Persero) akan semakin parah dan ambruk, terlebih perusahaan asing akan menguasai perdagangan BBM di Indonesia.

“Kedua, stabilitas ekonomi akan semakin buruk yang dipicu oleh naik turunnya harga energi yang akan memicu kekacauan politik,” ujar dia.

Ketiga, sambungnya, Indonesia akan menjadi bulan-bulanan dalam Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) di akhir 2015 mendatang, yang akan menyebabkan negara bubar berantakan.‎

‎”K‎ebijakan menghapus subsidi premium yang secara jelas melawan kehendak rakyat. Merosotnya nilai tukar rupiah terhadap USD secara perlahan lahan akan melumpuhkan bangsa dan negara dalam gempuran globalisasi,” ungkapnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka