Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, kinerja BUMN membaik di semester I-2021 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Ini terlihat dari kenaikan laba bersih korporasi pelat merah yang mencapai 356% sepanjang semester I-2021 dibandingkan semester I-2020. Erick mengatakan, laba bersih BUMN tercatat sebesar Rp 5,77 triliun pada semester I-2020. Angkanya kemudian meningkat menjadi Rp 26,35 triliun pada Januari-Juni 2021.
Erick juga mencatat, total pendapatan BUMN sebesar Rp 96,5 triliun pada semester I-2021. Pendapatan itu bersumber dari berbagai sektor, mulai energi, keuangan, pertambangan, hingga logistik.
Secara rinci, BUMN di sektor energi menyumbang pendapatan sebesar Rp 60 triliun atau naik 13% pada semester I-2021 secara tahunan (yoy). Pendapatan dari BUMN jasa keuangan sebesar Rp 13,7 triliun atau naik 7% (yoy). Sektor pertambangan membukukan pendapatan sebesar Rp 9,94 triliun atau meningkat 34% (yoy). Lalu, sektor kesehatan meraih pendapatan Rp 9,48 triliun atau naik 163% (yoy), sektor manufaktur sebesar Rp 7,97 triliun atau naik 55% (yoy), sektor perkebunan dan kehutanan Rp 6,28 triliun atau naik 37% (yoy). Pendapatan BUMN di sektor asuransi sebesar Rp 2,84 triliun atau naik 13% (yoy), sektor telekomunikasi Rp 2,62 triliun atau naik 4% (yoy), pupuk Rp 1,02 triliun atau naik 2% (yoy). Kemudian, sektor logistik Rp 643 miliar atau naik 2% (yoy) dan kluster pengelolaan aset atau National Management Asset Company (Namco) Rp 507 miliar atau naik 12% (yoy).
Adapun, Erick mengakui jika adanya pembatasan sosial di paruh kedua 2021 bakal berdampak kepada kinerja keseluruhan BUMN sepanjang tahun ini. Walau demikian, dia memastikan pihaknya akan terus mendorong kinerja BUMN yang telah baik hingga semester I-2021. “BUMN akan berusaha mempertahankan kinerja positif ini sampai dengan akhir 2021,” kata Erick.
Artikel ini ditulis oleh:
Zaenal Arifin