Jakarta, Aktual.com-Belum dipenuhinya prosedur standar operasional (SOP) ditengarai menjadi penyebab utama ambrolnya konstruksi yang menimbulkan jatuhnya korban yang terjadi beberapa waktu terakhir.
Pihak Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menginvestigasi lima kasus kecelakaan konstruksi yang terjadi sejak September 2017.
Kelima kasus tersebut yaitu ambruknya jembatan Overpass Caringin pada proyek Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi), dan jatuhnya jembatan Overpass Sta. 4+556 ruas Tol Pasuruan Probolinggo (Paspro).
Lalu Jembatan Ciputrapinggan KM Bandung 206+950 ruas Banjang-Pangandaran, Jembatan Overpass pada proyek Jalan Tol Pemalang-Batang, serta jatuhnya box girder pada proyek light rail transit (LRT) Jabodebek.
“Kecelakaan disebabkan oleh belum dipenuhinya standar operasi prosedur atau SOP, terutama dalam hal Erection Girderatau pengangkatan balok,” jelas Dirjen Bina Konstruksi Kementerian PUPR Syarif Burhanuddin di Jakarta, Jumat (26/1).
Secara umum lanjut dia kelima kasus kecelakaan konstruksi terjadi karena kondisi yang tidak stabil, gantungan crane yang mengalami pelonggaran sehingga gelagar berotasi, dan vertikalitas gantungan yang sulit dikontrol.
Selain itu, penyebab lainnya yakni, bracing baja tulangan yang tak mampu menahan gaya guling, jack hidraulic yang tidak bekerja dengan baik, serta proses stressing dan sambungan beton basah atau wet joint.
Sebagai upaya untuk mencegah kasus terulang kembali, tambah Syarif diperlukan langkah antisipasi sebagai tindak lanjutnya, meliputi produksi gelagar yang harus berbentuk dapped end atau kursi, pengangkatan gelagar harus menggunakan baja penggantung atau lifting loop.
Selanjutnya, kata dia antar girder harus dipasang bracing baja modular, peralatan erectionharus diinspeksi sebelum digunakan, serta landasan perletakan harus lebar mendekati flens bawah gelagar.
“Erection juga harus memperhatikan umur Grouting Post Tensioning Tendons, serta kapasitas crane minimal 2,5 (kali) dari beban,” jelas Syarif.
Hal lain yang mesti menjadi perhatian, sebut Syarif, yaitu perbaikan sistem stressing dan pelaksanaan sambungan beton untuk box girder.
Artikel ini ditulis oleh:
Bawaan Situs