Ketua Majelis Syariah PPP KH Maimun Zubair (kursi roda) didampingi sejumlah kerabat bergegas menuju Istana Merdeka untuk bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Jakarta, Jumat (12/2). Pertemuan tersebut membahas soal rencana islah di tubuh PPP antara kepengurusan Romahurmuziy dan Djan Faridz. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf/foc/16.

Jakarta, Aktual.com – Multaqo Ulama, Habaib dan Cendekiawan Muslim resmi diselenggarakan di Ball Room Hotel Kartika Chandra Jakarta Selatan, Jumat (3/5).

Mutlaqo Ulama, Habaib dan Cendikiawan Muslim ini digelar terkait dengan situasi pasca proses politik nasional Pemilu 2019 yang diwarnai oleh upaya dan manuver kelompok tertentu yang mempolarisasi bangsa termasuk ummat, untuk kepentingan sempit.

Terlebih, kelompok tertentu itu menerapkan strategi menekankan perbedaan identitas askriptif yang dapat saling dibenturkan satu sama lain. Hal itu adalah bagian dari strategi yang telah menimbulkan kerusakan hebat pada struktur-sosial hubungan antar kelompok di Indonesia.

Juru Bicara Multaqo, Ust. M Najih Arromadloni mengatakan polarisasi dikotomis masyarakat Indonesia yang terjadi pasca pemilu 2019 memerlukan upaya tersendiri untuk memperbaikinya. Terlebih, umat Islam dalam beberapa hari lagi akan memasuki bulan suci Ramadhan.

Seperti yang dipahami bersama, lanjut dia, bulan suci Ramadhan merupakan saat yang tepat bagi ummat Islam untuk membangun perdamaian, membersihkan diri, serta meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan dalam rangka membangun keadaan yang lebih baik.

“Terkait dengan hal ini, situasi dan kondisi kebangsaan seyogyanya dijaga bersama agar kondusif bagi berlangsungnya ibadah yang khusyuk serta penuh curahan rahmat tuhan yang maha kuasa, Allah SWT,” katanya dalam acara tersebut.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas, peserta multaqo alim-ulama, habaib, dan cendekiawan muslim seluruh Indonesia, mencapai beberapa kesepakatan.

1. Menegaskan kembali ijma/kesepakatan para pendiri bangsa yang di dalamnya termasuk ‘alim ulama terkemuka bahwa bentuk bangunan kenegaraan yang sejalan dengan ajaran islam yang rahmatan lil ‘alamin di bumi Indonesia adalah NKRI. Adapun dasar negara yang sejalan dengan ajaran Islam yang rahmatan lil ‘alamin di atas, adalah pancasila. Dalam kaitan ini, kami meneguhkan kesetiaan kepada NKRI dan pancasila yang secara nyata bersesuaian dengan ajaran Islam.

2. Para ulama mengajak seluruh ummat Islam untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadhan 2019 seraya bersama-sama meningkatkan ukhuwah islamiyah, menjalin silaturahmi, menghindari fitnah dan perpecahan, serta saling memaafkan.

“Melalui rekonsiliasi di atas, Insya Allah akan memasuki bulan suci Ramadhan dalam keadaan damai, penuh kesucian, dan kekhusyuan. Dengan demikian, kita semua Insya Allah akan mendapatkan ampunan dan kemenangan di hari raya idul fitri nanti,” katanya.

3. Mengimbau ummat Islam untuk bersama-sama mewujudkan stabilitas keamanan, perdamaian, dan situasi yang kondusif dengan mengedepankan persamaan sebagai ummat manusia yang saling bersaudara satu sama lain, daripada menonjolkan perbedaan yang bersifat kontra produktif.

“Sehingga, kita selama dan sesudah Ramadhan akan mampu menjalankan ibadah dengan kualitas yang lebih baik, disertai keberkahan dari Allah SWT,” kata dia.

4. Kami mengajak seluruh ummat Islam di Indonesia untuk menghindari dan menangkal aksi-aksi provokasi dan kekerasan dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, selama dan sesudah bulan suci Ramadhan. Karena, hal tersebut akan sangat mengganggu berlangsungnya ibadah di bulan suci Ramadhan, bahkan dapat menghilangkan pahala berpuasa di bulan ramadhan yang dilipatgandakan oleh Allah swt.

5. Kami mengajak seluruh ummat Islam di Indonesia untuk senantiasa mentaati tata peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di seluruh wilayah NKRI, sebagai pengejawantahan hubungan yang konstruktif dan penuh rasa hormat kepada pemerintahan yang sah (ulil amri). Hal ini sangat jelas diajarkan di dalam tradisi agama Islam.

6. Kami mengajak seluruh ummat Islam di Indonesia untuk tidak terpancing dalam melakukan aksi-aksi inkonstitusional, baik langsung maupun tidak langsung. Tindakan inkonstitusional bertentangan dengan ajaran Islam dan dapat mengarah kepada tindakan “bughot”.

7. Kami mengajak seluruh ummat Islam di Indonesia untuk saling fastabiqul khairat (berlomba-lomba dalam kebajikan), guna meningkatkan kekuatan ekonomi ummat dalam rangka berpartisipasi dalam tranformasi masyarakat dunia menuju era digital, big-data, interkonektifitas, dan berjayanya teknologi mikro. Dengan demikian, ummat Islam di Indonesia dapat turut serta secara aktif dalam proses mengentaskan kemiskinan, mengatasi ketimpangan serta mengejar ketertinggalan penguasan ilmu pengetahuan dan teknologi.

8. Kami mengumumkan kepada seluruh ummat Islam di Indonesia bahwa kegiatan multaqo ini akan dilakukan secara terus-menerus dalam rangka mengawal implementasi kesepakatan yang dibuat pada hari ini. Acara multaqo berikutnya akan diselenggarakan pada semester-2 di tahun 2019 ini. Dalam kaitan ini, kami mengajak ummat Islam seluruh Indonesia melakukan sosialisasi hasil multaqo pertama ini melalui berbagai forum kegiatan.

Acara ini diinisiasi oleh ulama sepuh KH. Maimun Zubair dan Habib Luthfi bin Yahya. Multaqo ini dihadiri 1500 orang peserta dari para ulama sepuh, berbagai ormas, para habaib, para cendekiawan muslim dari seluruh daerah di Indonesia.

Hadir tokoh dan ulama diantaranya KH Maimun Zubair, Habib Lutfi bin Yahya, Prof Dr. Said Aqil Siraj, TG Turmudi Badarudin, KH Anwar Iskandar, dan lain sebagainya. Disertai juga diskusi panel dari para cendekiawan muslim seperti Prof Dr Nasaruddin Umar, Prof. Maskuri Abdulillah, KH Masdar F Mas’udi, Habib Salim Jindan, dan lain-lain. Bertindak sebagai moderator adalah Dr Najib Burhani.

Artikel ini ditulis oleh: