Mantan Wakil Presiden, Jusuf Kalla (JK)
Mantan Wakil Presiden, Jusuf Kalla (JK)

Jakarta, Aktual.com – Wakil Presiden (Wapres) ke-10 dan 12 Jusuf Kalla (JK) kini enggan berkomentar lebih jauh perihal rencana pertemuannya dengan Presiden ke-5 sekaligus Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.

Politikus senior Golkar tersebut mengaku capek ditanya soal pertemuan dengan Megawati terus.

“Nantilah, nanti. Capek toh. Yok,” ujar JK saat ditemui di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Senin (4/3) malam.

Saat ditanya apakah sudah ada jadwal atau rencana pertemuan dengan Megawati, JK hanya tertawa.

Dia pun pergi meninggalkan lokasi dengan dikawal oleh para anggota Paspampres.

Adapun kabar rencana pertemuan JK dan Megawati berembus pasca pencoblosan pemilihan presiden 2024.

Dalam pemilu, JK mendukung paslon nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar. 

Sementara itu, Megawati membawa PDI-P mengusung paslon nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD. 

Kendati demikian, kedua pasangan itu diprediksi bakal kalah dari paslon nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming, berdasarkan berbagai hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei.

Isu pertemuan JK dan Megawati pun berhembus di tengah kabar kerja sama kubu Anies dan Ganjar bersatu melawan dugaan kecurangan pemilu.

Sebelumnya, Jusuf Kalla mengatakan dirinya memang belum bertemu dengan Megawati.

Akan tetapi, JK menyebut dirinya dan Megawati selalu bertemu di hati.

“Kita selalu bertemu di hati. Belum ya,” ujar JK saat ditemui di Hotel Sultan, Jakarta, Jumat (1/3).

“Pertemuan dari hati ke hati,” sambungnya.

JK menjelaskan, jika mereka bertemu, maka mereka ingin mencapai pada upaya untuk menjadikan negara yang baik dan demokratis

Dia menegaskan akan menemui Megawati sebagai Jusuf Kalla, bukan perwakilan parpol.

“Sebagai Jusuf Kalla lah. Sama sekali. Apa urusan saya dengan parpol? Enggak ada,” ucapnya.

Terkait apakah akan membahas hak angket DPR untuk menyelidiki kecurangan pemilu bersama Megawati, JK tidak menjawab secara jelas.

JK hanya menyebut ingin bertemu demi kemajuan bangsa.

“Pokoknya untuk kemajuan bangsa, apa itu, demokrasi kita di Indonesia. Itu saja,” imbuh JK.

Artikel ini ditulis oleh:

Arie Saputra