Jakarta, Aktual.co —Majalah satir Turki Cafcaf memberi jawaban unik atas arogansi Charlie Hebdo yang kembali menampilkan karikatur Nabi Muhammad di halaman depannya. Bukan dengan cara keras ataupun dengan balik menghina.

Para editor majalah Cafcaf lebih memilih untuk mengingatkan para pemimpin dunia yang begitu reaktif atas serangan terhadap kantor majalah penghina Nabi yang menewaskan 12 orang, tapi diam atas pembantaian terhadap Muslim di Gaza, Afghanistan, China, dan lain-lain. Tak pernah terjadi dalam sejarah, para pemimpin dunia beserta jutaan pengunjuk rasa berkumpul dalam satu tempat bergandengan tangan mengutuk pembantaian yang dilakukan Israel atas warga Gaza.

Bahkan dunia tak pernah merespon diskriminasi terhadap Muslim Rohingya dengan demo sebesar itu meski PBB mengakui mereka sebagai etnis minoritas paling teraniaya di dunia. Majalah Cafcaf menanggapi cover Charlie Hebdo dengan mengatakan “Non, rien n’est pardonne” (Tidak, tidak ada yang dimaafkan sama sekali). Ini merespon cover Charlie Hebdo yang mengatakan “Tout est pardonne” (Semua sudah dimaafkan).

Di bawah headline tersebut, Cafcaf memuat karikatur mereka yang tertindas di Afghanistan, Gaza, Chechnya, Irak, Suriah, Mesir, dan China. Gambar seorang anak Gaza yang darahnya masih mengalir dengan luka di mana-mana berada di posisi paling depan.

“Arogansi telah menjadi kebiasaan bangsa Eropa. (Mereka) menempatkan diri mereka lebih tinggi di atas orang lain. Mereka bebas dan tak boleh dipertanyakan. Dan, pada gilirannya telah memancing respon yang signifikan dari seluruh dunia,” kata majalah itu dalam sebuah pernyataan.