Jakarta, Aktual.com-Jargon Golkar bersih dari prilaku korupsi yang di bawa Airlangga Hartanto sebagai ketua umum mendapat sejumlah kritik.
Terlebih, terkait dengan komposisi kepengurusan hasil Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) pada Desember 2017 kemarin, yang masih ada yang terindikasi terlibat dalam kasus rasuah tersebut.
“Dengan mengakomodasi kader yang patut diduga terlibat korupsi atau kader bermasalah sebenarnya kontraproduktif dengan jargon Munaslub yakni Golkar Bersih,” kata salah satu aktivis Partai Golkar Achmad Suhawi, di Jakarta, Jumat (26/1).
“Kalau tidak segera dibenahi maka Golkar Bersih di era kepemimpinan Airlangga hanyalah ilusi,” tambahnya.
Tidak hanya itu, inisiator diskusi bertajuk ‘Golkar Bersih antara Fakta dan Ilusi’ itu juga mengkritik proses rekrutmen kepengurus Golkar. Pasalnya, komposisi kepengurusan yang baru disusun tidak mengacu pada prinsip Presentasi Dedikasi Loyalitas dan Tidak Tercela (PDLT).
Bahkan, ada orang-orang yang baru punya kartu tanda anggota (KTA) Golkar dan langsung menjadi unsur pimpinan.
“Sementara banyak kader yang sudah lama berjuang dan berproses di Golkar disingkirkan begitu saja, seolah-olah tidak bersih atau bermasalah,” ujar Suhawi.
Sementara itu, Rudolfus Jack Paskalis, yang juga aktivis Partai Golkar mengaku pesimistis dengan slogan Golkar Bersih saat pelaksanaan Munaslub.
Menurut Jack Paskalis, Golkar Bersih yang menjadi motif pelaksanaan Munaslub tahun 2017 hanya ilusi, karena ada sejumlah nama yang tercatat sebagai pengurus DPP partai tapi masih dalam daftar ‘pasien’ KPK.
Artikel ini ditulis oleh:
Bawaan Situs

















