Jakarta, Aktual.com — Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno angkat bicara apabila parlemen meminta pihaknya untuk membatalkan soal kerja sama antara PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) dengan Singtel dalam proyek pembangunan Data Center Telin 3 di Jurong.

“Kerjasamanya belum ada, baru dalam pembicaraan antara PT Telkom dengan Singtel, dan itu merupakan aksi korporasi. Itu kan harus dibicarakan Telkom,” ujar Rini saat ditemui di gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (30/6).

Ia menerangkan bahwa sebagai perusahaan terbuka, maka Telkom tidak bisa secara sepihak megambil keputusan.

“Telkom kan sudah jadi perusahaan publik tidak sembarangan saja bisa a,b,c. Mereka bertanggung jawab ke semua pemiliknya yaitu negara, tapi juga kepemilikan publik jadi kita harus bisa melihat itu,” pungkasnya.

Sebelumnya, Direktur Indonesia Club Gigih Guntoro mengungkapkan bahwa pihaknya mencium aroma busuk dari kegiatan Tukar Guling Menteri BUMN & Singtel dalam Proyek Pembangunan Data Center Telin 3 Di Jurong dengan kerjasama JV Telkomsigma-NCS dalam pengembangan pelayanan e-Government.

“Pragmatisme Menteri BUMN dan Telkom menggandeng Singtel dalam proyek tersebut bertabrakan dengan semangat Trisakti & Nawacita dalam mengedepankan Kepentingan Nasional,” ujar Gigih.

Ia menerangkan, pusat Data Telin 3 di Jurong dengan menyasar kelas premium yang berjumlah 74% perusahaan di Singapore, global dan merupakan Strategi Hub Telkom Group di pasar Internasional adalah langkah yang keliru. Mayoritas mereka telah terlayani dan menaruh kepercayaan terhadap player pusat data terbesar yang sudah existing di Singapore yakni 1-Net Singapore Pte.Ltd, Ascenic, Digital Realty, Equinix, Fujitsu, Global Switch, dan lainnya ketimbang Telin.

“Segmen 74% pasar premium ini hanya akal-akalan Singtel dan Menteri BUMN sebagai proyek tukar guling e-Government untuk kooptasi kepentingan nasional,” jelas dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka