“Jika aksi ini tidak ditangani dengan baik oleh para mitra Patra Niaga sub kontraktor distribusi BBM, maka akan sangat merugikan Pertamina sebagai korporasi,” katanya.
Pasalnya, kata dia, selama ini masyarakat menganggap bahwa para sopir mobil tangki adalah karyawan Pertamina.
“Padahal mereka adalah pekerja perusahaan lain yang bermitra dengan anak usaha Pertamina yakni menjadi sub kontraktor Patra Niaga,” ungkapnya.
Ia mengatakan, ada beberapa hal yang perlu dilakukan Pertamina dan anak-anak perusahaannya, agar masalah ini tidak memberi citra buruk bagi perusahaan migas nasional ini.
“Pertamina harus mengevaluasi seluruh mitra bisnisnya, terutama mitra yang berhubungan dengan anak perusahaan Pertamina yang khusus menangani SDM out sourcing,” tukasnya.
Selain itu, kata putra NTB ini, masalah ketenagakerjaan yang banyak terdapat dalam urusan migas, hendaknya jangan diabaikan, dan terus dievaluasi secara menyeluruh.
“Masalah Patra Niaga dan mitra bisnisnya ini harus mendapat prioritas pendalaman, mengingat masalah ini terus berulang,” kata Daeng.
Artikel ini ditulis oleh: