Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan sambutan pada peluncuran Indonesia Economic Quarterly di Jakarta, Selasa (17/1). Menurut laporan baru Bank Dunia tersebut serangkaian reformasi kebijakan fiskal dan iklim usaha diperkirakan akan meningkatkan ekonomi Indonesia yang diproyeksikan tumbuh sebesar 5,3% pada tahun 2017. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengklaim kepercayaan publik kepada Pemerintah Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) masih tinggi. Bahkan mencapai 80 persen, sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.

“Berdasar dari Gall Up World Polling soal tingkat kepercayaan publik terhadap pemerintahan. Ternyata Indonesia menduduki peringkat pertama. Mengalahkan negara-negara lain di dunia, bahkan negara maju,” ujar Sri Mulyani di hadapan Presiden Direktur Bank Dunia Jim Yong Kim, di Jakarta, Selasa (25/7).

Klaim Sri Mulyani, posisi pemerintah di survey itu yang mendapat 80% dukungan disebutnya menggembirakan. Soalnya tahun 2007 saja hanya sebesar 20%.

“Itu (keyakinan masyarakat 80%) sebuah kehormatan. Dan 80% itu cukup tinggi dibanding negara lain seperti Inggris, Jerman, dan AS,” ungkap dia.

Kepercayaan yang masih tinggi ini, diklaim dia, karena pemerintah memperjuangkan cita-cita masyarakat, tidak hanya terkait kualitas infrastruktur yang diberikan pemerintah, tapi bagaimana pemerintah juga bisa memberikan layanan berintegritas.

“Itu sebabnya Presiden Jokowi berkomitmen mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera, setara dan menjaga perdamaian, stabilitas dan inklusivitas,” tegasnya.

Klaim Menkeu di depan koleganya itu terus dilakukan. Menurutnya, Indonesia juga bisa mengalahkan Swiss yang sebelumnya tidak pernah terkalahkan dan selalu menduduki posisi teratas dalam hal tingkat kepercayaan publiknya.

“Dengan 80% kepercayaan terhadap pemerintah ini menjadi cerminan bagaimana pemerintah bisa memberikan pelayanan kepada rakyatnya secara efektif,” katanya.

Namun jika diteliti, pernyataan Menkeu sendiri seolah tak berbanding lurus dengan data di lapangan. Pasalnya dari indikator kemiskinan saja, atau indikator yang jauh dari kesejahteraan berjalan stagnan, bahkan jumlah penduduk miskinnya bertambah.

Dari yang semula berjumlah 27,76 juta per September 2016 menjadi sebanyak 27,77 juta per Maret 2017. Atau menaik jumlah penduduk miskinnya sebanyak 6,9 ribu orang.

Pewarta : Busthomi

Artikel ini ditulis oleh:

Bawaan Situs