Jakarta, Aktual.com —  Pemerintah mendorong lembaga pembiayaan ekspor Indonesia untuk menjalankan national interest account (NIA) guna membantu ekspor nasional.

“Untuk bisa membantu perusahaan-perusahaan, terutama perusahaan kecil dan menengah, asal bisa melanjutkan kelangsungan usaha dan mencegah PHK maka kami menugasi lembaga pembiayaan ekspor Indonesia,” kata Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro di Jakarta, Rabu (9/9).

Menurutnya, Lembaga pembiayaan ekspor Indonesia, selain menjalankan national interest account untuk mendorong ekspor, juga untuk memberikan kemudahan pinjaman bagi perusahaan-perusahaan level kecil dan menengah yang berkomitmen untuk tidak melakukan PHK. Pemerintah fokus pada pemberian kredit modal kerja dengan tingkat bunga yang lebih rendah daripada tingkat bunga komersial. Sedangkan kebijakan pemerintah lainnya, terkait dengan Pajak Pertambahan Nilai.

“Yang lainnya akan kami segera selesaikan, PP sudah tinggal diujung, mengenai PPN tidak dipungut untuk galangan kapal. Kalau ini pengaruhnya ke sektor riil. Hal ini langsung akan membuat industri galangan kapal di Indonesia yang domestik akan menjadi kompetitif, selain adanya fasilitas insentif fiskal, ‘tax holiday’ maupun ‘tax allowance’. Kalau ‘tax allowance’ boleh dibilang hampir meng-‘cover’ semua sektor di industri pengolahan,” tegasnya.

Menkeu menjelaskan bahwa “tax holiday” fokus pada sektor pionir. “Akan tetapi, kita sudah memberikan insentif ‘tax holiday’ yang cukup generous, bisa 15–20 tahun. Ada sembilan sektor, termasuk infrastruktur, terutama infrastruktur yang tidak dikerjasamakan dengan pemerintah. Hal ini bisa dibilang upaya kita juga untuk mendorong berkembangnya sektor riil.”

Pemerintah mengeluarkan paket kebijakan ekonomi tahap pertama yang diumumkan oleh Presiden Joko Widodo Diharapkan dengan paket kebijakan itu perekonomian nasional mendapat stimulus sehingga bisa menghadapi tantangan yang ada.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka