ilustrasi

Jakarta, Aktual.com-Sebagai upaya untuk mengantisipasi kemacetan yang terjadi di Jalan Tol Jakarta-Cikampek khususnya ruas Cikunir hingga Karawang Barat sebagai imbas Pembangunan Jalan Tol Jakarta -Cikampek II (Elevated), Pembangunan Light Rail Transit (LRT) dan Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan diberlakukan rekayasa lalu lintas, salah satu langkah yang diambil yakni dengan cara menyiapkan jalan nasional sebagai jalan alternatif pengalihan arus lalu lintas.

Dalam hal ini, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bersama Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Kepolisian RI dan PT Jasa Marga selaku operator, sedang menyiapkan sejumlah skenario rekayasa lalu lintas tersebut.

Menurut Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Arie Setiadi Moerwanto untuk mengoptimalkan penggunaan jalan nasional sebagai alternatif, Kementerian PUPR sendiri menggandeng pihak Kemenhub dan Korlantas Kepolisian untuk melakukan rekayasa lalu lintas berupa pengurangan jumlah lokasi putar balik (U-turn) dan penempatan petugas di setiap perempatan jalan.

“Pada jalan alternatif juga akan dilakukan dukungan peningkatan sistem lalu lintas antara lain dengan menambah tanda penunjuk jalan, perbaikan perkerasan jalan dan bahu jalan,” ujar Arie kepada Media di Jakarta melalui pernyataan tertulis usai Rapat Koordinasi Penanganan Kemacetan di Tol Jakarta-Cikampek. kemarin. dan ditulis Kamis (3/8).

Pada pertemuan tersebut, hadir pula Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan Bambang Prihartono, Direktur Operasi II PT Jasa Marga Subakti Syukur, Direktur Jalan Bebas Hambatan, Perkotaan dan Fasilitas Jalan Daerah Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR Soebagiono, Direktur Preservasi Jalan Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahadian, dan Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VI Atyanto Busono.

Pertemuan tersebut digelar  kata Arie bertujuan untuk menampung semua masukan dari para stakeholder, termasuk pihak Industri yang terkena imbas pembangunan untuk penanganan kemacetan di Jalan Tol Cikampek.

Dalam waktu dekat kata dia akan dibentuk Satuan Tugas (Satgas) gabungan yang diberi kewenangan penuh untuk melalukan pengaturan lalu lintas sepanjang lokasi pembangunan di Tol Cikampek, diantaranya mengatur pihak Kontraktor dalam pemasangan pagar batas wilayah kerja.

“Untuk menghindari kemacetan yang panjang, pihak kontraktor diminta untuk memasang pagar pembatas hanya pada area yang memang sedang benar-benar dikerjakan, dan setelah selesai di satu area, maka pagar pembatas tersebut harus segera dibuka,” sebut Arie.

Skenario lainnya yang direncanakan dari hasil pertemuan tersebut kata dia yakni pengaturan waktu (windows time) mobilisasi peralatan berat dan kendaraan besar seperti truk pengangkut barang.

Dengan adanya pengaturan jendela waktu tersebut kata Arie diharapkan kendaraan-kendaraan besar tidak mengganggu mobilisasi kendaraan kecil pada jam sibuk.

“Dampak paling buruk jika ada kendaraan besar seperti truk yang rusak di tengah jalan pada jam sibuk yang akan menambah parah kemacetan,” ujar Arie.

Sebagai alternatif angkutan barang industri, Arie mengatakan pihaknya mengimbau kepada pelaku industri untuk bisa mengoptimalkan angkutan kereta sebagai distribusi barang selama masa konstruksi Tol Jakarta -Cikampek II (Elevated).

“Untuk meningkatkan volume angkutan barang menuju Pelabuhan Tanjung Priok dapat mengoptimalkan penggunaan fasilitas Kereta Api Logistik Pelabuhan Tanjung Priok-Cikarang Dryport,” ujar Arie.

Sementara itu, Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VI Atyanto Busono mengatakan sejumlah jalan alternatif yang ditawarkan Kementerian PUPR diantaranya adalah melalui JORR (Cakung) – Jl. Raya Bekasi – Jl. sultan Agung – Jl. Jenderal Sudirman – Jl. Juanda – Jl. Diponegoro – Jl. Teuku Umar – Jl. Imam Bonjol – Jl. Martadinata – Jl. Raya lemah Abang – Jl. Rengas Bandung – Jl. Pangkal Perjuangan – Jl. Jend. A. Yani (Kerawang) untuk dilalui kendaraan besar.

Sementara itu disediakan tiga jalan alternatif untuk kendaraan kecil, yaitu rute JORR (Kalimalang) – Jl. Kh. Noer Ali – Jl. Mayor Madmuin Hasibuan – Jl. Chairil Anwar – Jalan Raya Inspeksi Kali Malang – Jl. Pasir Jati (Kerawang) sebagai alternatif pertama, rute JORR Jati asih – Jalan Raya Cikunir – Jalan Galaxy 1 – Taman GaLaxy Raya – Jl. Kh. Noer Ali sebagai alternatif kedua dan rute Jagorawi (Cibubur) – Jl.Alt. Cibubur – Jl. Raya jonggol Cileungsi – Jl. Tunggulis – Jl. Raya Cilengsi – Jl. Raya Cibarusah – Jl.Inspeksi Kalimalang sebagai alternatif ketiga.

Sedangkan menurut Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kemenhub Bambang Prihartono pihaknya telah melakukan uji coba jalur khusus Bis (High Occupancy Vehicle Lane) pada Gerbang Tol Bekasi Barat hingga Cawang sebagai langkah untuk mengurangi jumlah kendaraan pribadi yang melalui Jalan Tol Cikampek. Ia meminta kepada pengelola kawasan perindustrian menyiapkan bus untuk kegiatan High Occupancy Vehicle (HOV).

“Kami juga meminta masukan kepada pengelola kawasan industri mengenai rencana pembatasan jam operasi truk pengangkut barang. Selain itu kami juga berencana memberlakukan sistem ganjil genap pada ruas tersebut,” ujar Bambang.

Artikel ini ditulis oleh:

Bawaan Situs