Jakarta, Aktual.com  – Hasil studi tahunan yang dilakukan Kantar Worldpanel menunjukkan bahwa Indomie kembali menjadi merek fast moving consumer good yang paling dipilih oleh rumah tangga Indonesia dalam enam tahun berturut-turut. Riset tersebut berdasarkan tiga metrik seperti penetrasi, population dan consumer choice.

“Di Indonesia, Indomie menempati posisi  teratas merek yang paling banyak dipilih dengan penetrasi mencapai 98 persen. Bahkan secara global, Indomie menduduki urutan ke 8. Kami ikut bangga produk Indonesia bisa menduduki urutan 8 dunia,” ujar Direktur New Business Development, Kantar Worldpanel Indonesia, Fanny Murhayati di Jakarta, Kamis (24/5).

Lebih lanjut dikatakan bahwa Brand Footprint juga mengungkapkan bahwa Indomie dikonsumsi 44x dalam setahun. Artinya, dalam sebulan bisa tiga kali konsumen membeli produk Indomie.

“So Klin berhasil menempati posisi kedua. Distribusi yang kuat dan adaptabilitas untuk menyasar strategi promosi yang tepat menjadi faktor utama yang mendukung So Klin untuk menjadi merek produk perawatan rumah tangga paling banyak dipilih di Indonesia,” jelasnya.

Sedangkan Kapal Api menduduki posisi ke-3 karena didongkrak produk So Klin.  Produk penyedap makanan masih menjadi salah satu produk yang paling banyak dibeli di Indonesia. Hal ini ditandai dengan keberadaan dua merek yang berhasil mempertahankan posisinya dalam ranking 10 teratas Brand Footprint 2018, dengan Royco pada posisi nomor 4 dan Masako pada nomor 9. Secara keseluruhan, kondisi ini didukung dengan budaya Indonesia yang menggemari masakan buatan rumah.

“Berbeda dengan Indomie, Mie Sedaap menempati posisi ke-5. Mie instan masih memiliki peran yang signifikan pada kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Di samping rasa yang begitu familiar di lidah masyarakat Indonesia, harga yang terjangkau serta distribusi yang menjangkau seluruh negeri juga berkontribusi menjadikan mie instan favorit keluarga Indonesia,” tambahnya.

Frisian Flag sebagai produk susu menempati posisi ke-6 pada ranking Brand Footprint 2018. Sedangkan Indofood menempati ranking ke-10,” jelasnya.

Molto berhasil meningkatkan kehadirannya di antara rumah tangga Indonesia dan berhasil menempati posisi ke-7. Keberhasilan Molto didukung dengan komunikasi produk, terutama untuk varian pewangi pakaian dengan parfum, dan juga ekstensi portofolio produk.

Sedangkan merek teratas secara global diduduki oleh merek Coca Cola. Merek tersebut menduduki peringkat teratas karena ketersediaan produk di tujuh negara. Berdasarkan riset, dalam sebulan konsumen bisa mengkonsumsi Coca Cola satu kali atau lebih.

“Hampir 40 persen masyarakat global pernah membeli cocacola, dibeli 13 kali setahun. Artinya, sebulan sekali mereka membeli Coca Cola,” tambahnya.

Untuk diketahui, Brand Footprint merupakan studi tahunan yang dirilis oleh Kantar Worldpanel, mengukur pilihan konsumen melalui metrik CRP (Consumer Reach Point) yang mengobservasi jumlah pembelian rumah tangga dari sebuah brand (penetrasi pasar) dan seberapa sering merek dibeli (frekuensi). Studi ini merepresentasikan kekuatan merek-merek di 43 negara pada 5 benua, mencakup 18.000 merek makanan, minuman, produk susu serta olahannya, produk kecantikan dan kesehatan, juga produk perawatan rumah tangga. Sedangkan di Indonesia, studi tahunan dilakukan pada 7.400 rumah tangga merepresentasikan 28 juta atau 85 persen dari total rumah tangga di area urban Indonesia.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka