Sejumlah Haul Truck dioperasikan di area tambang terbuka PT Freeport Indonesia di Timika, Papua, Sabtu (19/9). PT Freeport Indonesia kini mendapat izin ekspor untuk Juli 2015 - Januari 2016 dengan kuota ekspor mencapai 775.000 ton konsentrat tembaga. Selain itu Freeport mendapat pengurangan bea keluar menjadi lima persen lantaran kemajuan pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) di Gresik, Jawa Timur, yang sudah mencapai 11 persen. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/kye/15

Jakarta, Aktual.com — Skandal perpanjangan kontrak oprasional PT Freeport Indonesia harus menjadi momentum bersama untuk mengambil alih tambang yang dikuasai Freeport di Papua. Demikian dikatakan oleh Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Yandri Susanto dalam diskusi di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (12/12).

“Isu sekarang ini sangat bagus, jadi perhatian publik, jadikan momentum bersatu, itu kekayaan kita, rakyat, penguasa, politisi, kita jadikan untuk ambil alih Freeport sebagai sumber kekayaan kita,” tegasnya.

Menurutnya selama puluhan tahun mengelola tambang di Papua, Indonesia tidak banyak mendapatkan keuntungan. Bahkan Yandri mengibaratkan Indonesia seperti mati dilumbung sendiri.

“Kita anak bangsa sudah dikadali oleh Freeport, mereka hampir ambruk di Kuba dan ternyata nemu gunung emas di Papua dan malah selamat, kini mereka jadi kaya raya. Ironisnya, bangsa yang punya kekayaan seperti mati di lumbung padi, ironis lagi bagi masyarakat Papua,” ujarnya.

Artikel ini ditulis oleh: