Jakarta, Aktual.com – Habib Soleh Husein Alaidrus, tokoh masyarakat di Kampung Pulo punya nasehat untuk Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengenai arti ketegasan.
Kata salah satu penghuni Kampung Pulo generasi awal itu, ketegasan yang dimaksud Ahok dengan menggusur rumah warga tanpa negosiasi yang disepakati bersama bukanlah sebuah ketegasan yang berkeadilan.
Menurut Habib Soleh, meskipun diberbagai media Ahok selalu menggemborkan kalau dia adalah sosok yang tegas, tapi ketegasannya tidak pada tempatnya.
“Dia (Ahok) harus melihat kepada siapa ketegasan itu bisa dilakukan. Kalau ke bawahannya tegas, itu bagus. Tapi kalau ke warga, dia ngga bisa samakan sikap kaya begitu. Adil itu adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya. Kalau begini bukan tegas yang adil namanya, tapi arogan,” ujar Habib Soleh, kepada Aktual.com, saat ditemui di kediamannya di Kampung Pulo, Minggu (23/8).
Habib Soleh mencontohkan janji Ahok yang mengatakan akan memperlakukan warga Kampung Pulo sebagai ‘anak’. Kata dia, kalau memang Ahok memperlakukan warga sebagai ‘anak’ maka tidak bisa seperti itu.
“Anak harusnya di momong, kalau jatuh harusnya dibangunin bukannya malah dimarahin seenak-enaknya. Itu bukan tegas,” kata dia.
Ditambahkan Habib Soleh, mungkin bagi Ahok tindakannya menggusur rumah warga Kampung Pulo dan memindahkannya ke rusun adalah sebuah tindakan yang adil. “Tapi bagi saya ngga,” tegas Habib Soleh.
Asumsi Ahok bahwa warga sudah untung diberi fasilitas rusun meski sewa, justru dipertanyakan balik oleh Habib Soleh.
“Siapa yang bisa beli kepuasan orang? kepuasan orang beda-beda. Dia harusnya jangan pakai akal doang. Itu kan enak menurut kamu. Kalau kata kamu enak ya kamu aja tinggal di situ. Karena orang yang nempatin itu rusun terpaksa kok,” ujar Habib.
Artikel ini ditulis oleh: