Lekius mengaku tidak bisa memastikan asal api tersebut, tetapi petugas jaga, melihat api berasal dari belakang kapal, bukan dari kapal. “Yang kami bongkar saat itu kan solar, tetapi sebelum terjadi kebakaran, yang tercium adalah bau menyengat bensin, saya tidak tahu pasti apa yang terjadi,” katanya.
Menurut dia, kapal Srikandi yang dia nahkodai, datang dari Kotabaru pada Rabu (23/5) dini hari, dengan memuat sekitar 4 ribu KL solar. Saat peristiwa terjadi, seluruh ABK sedang membongkar solar, untuk disalurkan ke Depot Pertamina di Muara Kuin.
“Kira-kira saat terbakar, solar yang harus kami bongkar masih tersisa seribu KL,” katanya.
Saat ini, seluruh ABK sedang berada di Polairud untuk keperluan penyelidikan.Kapal tanker PT Pertamina Srikandi yang sedang sandar di dermaga Sungai Barito Muara Kuin Banjarmasin terbakar pada Jumat dini hari sekitar pukul 02:00 Wita.
Menurut Kapten Kapal tugboat atau kapal yang dapat digunakan untuk melakukan manuver, KM Rimau PDT 208, Sapri Eko yang pada saat kejadian berada di lokasi mengatakan, pagi itu, tiba-tiba sungai penuh dengan api.