Jakarta, Aktual.com — Bentrokan dua kelompok masa yang terjadi di Kecamatan Gunung Meriah, Kabupaten Aceh Singkil berimbas pada pembakaran sebuah gereja. Dalam insiden itu, dua warga tewas dan empat orang lainnya luka-luka.
Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri, Kombes Suharsono mengatakan peristiwa tersebut dipicu setelah kelompok yang mengatasnamakan dirinya PPI melakukan aksi terhadap pembongkaran gereja karena tidak memiliki izin.
“Ada pihak yang melakukan yang menamakan kelompok PPI. Melakukan upaya mendahului dari kegiatan yang sudah direncanakan,” kata Suharsono saat dikonfirmasi, Jakarta, Selasa (13/10).
Suharsono menjelaskan, sebelumnya sejumlah tokoh agama serta pemerintah daerah sudah melakukan koordinasi untuk menertibkan rumah ibadah yang disebut tidak memiliki ijin.
Namun pada akhirnya PPI tidak mengindahkan koordinasi yang dilakukan pemerintah daerah dan para tokoh agama dengan warga setempat. Eksekusi gereja tersebut sudah disepakati baru akan dilakukan pekan depan.
“Baru-baru itu aparat gabungan maksudnya Pemda dan tokoh agama terjadi kesepakatan bahwa kita akan lakukan penertiban terhadap rumah ibadah yang tidak berijin itu. Tetapi PPI melakukan itu,” ujar Suharsono.
Sejauh ini, polisi pun sudah memeriksa 20 orang yang ikut terlibat dalam insiden tersebut. Dengan memeriksa para saksi, lanjut dia, pihak polisi bisa menjerat otak di balik bentrok tersebut.
“20 orang dimintai keterangan yang mungkin mengetahui keterkaitan atau mengetahui siapa pelaku aksi tersebut dan siapa pemimpinnya,” jelasnya.
Bahkan, guna mencegah bentrokan meluas polisi juga melakukan koordinasi dengan pihak TNI untuk menyisir sejumlah lokasi yang dianggap rawan bentrok. Hal itu dilakukan, agar tidak terjadi bentrokan susulan. “Supaya situasi di tempat tersebut tetap kondusif, supaya tidak terjadi hal-hal semacam ini,” tuntasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby