Jakarta, Aktual.com — Boy Bernadi Sadikin menyatakan mundur sebagai ketua DPD Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) DKI Jakarta.

Bahkan, surat pengunduran diri tersebut secara resmi diajukan pada 28 Desember 2015 silam kepada DPP PDIP.

Salah satu alasan putra sulung Gubernur DKI 1966/1977, Ali Sadikin, ini hengkang karena instruksi PDIP DKI tidak terealisasi. Khususnya oleh Fraksi PDIP DPRD DKI.

Disharmonisasi di internal PDIP DKI, adalah faktor utamanya. Mengapa Boy tak cocok dengan pengurus lainnya?

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari internal PDIP, ketidakcocokan tersebut muncul karena susunan kepengurusan yang disusun Boy selaku ketua formatur dan beberapa pengurus DPC mengalami perubahan.

Kepada Aktual.com, sumber menceritakan kronologis masalah tersebut. Setelah Boy ditetapkan sebagai ketua terpilih, sekira Maret 2015, dia ditugaskan bersama pengurus DPC menggodok formasi pengurus DPD PDIP DKI 2015/2020.

“Rapat didampingi kepala sekretariat DPD,” ujar sumber, Ahad (14/2).

Rapat tersebut berlangsung beberapa kali. Bahkan, sempat deadlock mengenai posisi sekretaris. Lantaran tradisi PDIP mengharuskan kebijakan strategis harus diputuskan secara musyawarah, maka masalah ini dibawa ke DPP untuk diselesaikan.

“​Saat musyawarah, terjadi silang pendapat. Satu (DPC PDIP) merekomendasikan Pras (Prasetio Edi Marsudi), tiga mengajukan Denny (Denny Iskandar). Dibawa lah ke DPP. Hasilnya, Pras jadi sekretaris,” bebernya.

Sedangkan untuk posisi bendahara, tetap dijabat Adi Wijaya alias Aming. Boy pun telah menentukan personel lainnya. Lalu, diserahkan ​kembali ​
ke DPP untuk disahkan dan pelantikan.

Beberapa waktu kemudian, Boy sempat menanyakan keputusan DPP atas formasi struktur yang diajukan sebelumnya.

Salah satu orang yang diminta jawaban oleh mantan wakil ketua DPRD DKI itu, adalah Wakil Sekretaris Jenderal DPP PDIP, Eriko Sotarduga.

“Nah, Eriko enggak kasih tahu susunan pengurus yang disetujui. Ditunjukin SK enggak, disebutin juga enggak,” tuturnya. Eriko, kata sumber, meminta Boy bersabar dan menunggu saat pelantikan nanti.

Sepatutnya, seluruh susunan pengurus DPC dan DPD PDIP se-Indonesia telah dilantik sebelum kongres berlangsung di Bali, 9-12 April 2015. Sebab, pengurus inti merupakan peserta penuh forum tertinggi partai banteng tersebut.

Faktanya, hanya DPC PDIP se-ibukota yang telah dilantik. Sedangkan DPD belum.

Kegaduhan kembali terjadi, ketika panitia kongres menetapkan Gembong Warsono sebagai sekretaris DPD PDIP DKI ketika daftar ulang peserta kongres.

“Sore hari sebelum kongres dibuka, Boy, Pras, dan Aming, dilantik sebagai KSB (ketua, sekretaris, dan bendahara),” tutur sumber.

Kongres selesai, sekjen DPP PDIP dan sebagian kecil pengurus pusat berganti.

Kemudian, datang undangan ihwal pelantikan DPD PDIP DKI di Kantor DPP PDIP, kawasan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, 7 Mei 2015.

“Ternyata, formasi pengurus berubah lagi, bukan sesuai hasil rembug Boy bersama DPC-DPC dan kemudian diserahkan kepala sekretariat DPD ke DPP sebelum kongres,” tandas sumber.

Artikel ini ditulis oleh: