Jakarta, Aktual.co —Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto jelaskan penyebab belum terealisasinya pembangunan optimalisasi Terminal Baranangsiang.
Kata dia, mangkraknya pembangunan disebabkan belum adanya pencapaian kesepakatan terkait pembangunan “underpass” menuju terminal.
“Padahal underpass ini diperlukan tidak hanya untuk keperluan terminal, akan ada pusat transportasi disana harus didukung agar tidak menimbulkan kebangkitan arus lalu lintas,” ujar dia, di Bogor, Jumat (9/1).
Ia mengatakan, terkait rencana pembangunan “underpass” menuju terminal, PT Pancakarya Grahatama Indonesia selaku pihak ketiga menyepakati untuk membuat DED-nya.
“Karena ini membutuhkan dana yang besar hingga miliaran. Kita sudah membicarakan ini untuk membinta bantuan dari Jakarta,” ujar Bima.
Ia menambahkan, dana bantuan dari Pemerintah DKI Jakarta sebesar Rp100 miliar dalam program daerah mitra akan digunakan juga untuk membangun sarana penunjang di Terminal Baranangsiang yang akan menjadi pusat transportasi di Kota Bogor.
Sementara itu, secara terpisah, Firman selaku Sekretaris Perusahaan PT PGI mengatakan, pihaknya sudah membahas soal revisi rancangan dengan DLLAJ Kota Bogor.
Menurutnya, dalam pembahasan yang dilakukan Kamis (8/1) kemarin, pihaknya mempertanyakan apakah revisi rancangan yang sudah disampaikan sebagai bentuk pemenuhan apa yang diinginkan oleh Pemerintah Kota Bogor disetujui atau tidak.
Ia mengatakan, seluruh permintaan perubahan rancangan yang diinginkan oleh Pemerintah Kota Bogor sudah dipenuhi oleh pihaknya, diantaranya permintaan ketinggian bangunan dari awalnya 82 meter menjadi 66 meter.
Permintaan lainnya, memperluas area Terminal Baranangsiang dari 9.600 meter persegi menjadi 16.000 meter persegi, serta merombak total rancangan optimalisasi terminal.
“Sudah dua tahun lebih rencana optimalisasi terminal ini tertunda. Kami sudah berupaya memenuhi seluruh permintaan Pemerintah Kota Bogor,” kata Firman.
Artikel ini ditulis oleh: