Jakarta, Aktual.com — Sekertaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, perlu adanya pelurusan sejarah terhadap bangsa ini, karena itu menjadi alasan dalam upacara kemerdekaan HUT RI 70 tahun dibacakannya pidato Bung Karno.
Pidato itu, berisi Presiden RI pertama Soekarno sebelum membacakan teks proklamasinya. “Bahwa sengaja di dalam peringatan 70 tahun Indonesia guna meluruskan sejarah maka dibacakan pidato Bung Karno sebelum membacakan teks proklamasi, hanya bangsa yang berani akan nasibnya dengan meletakkan tangan sendiri,” kata Hasto saat memberikan pidato selaku inspektur upacara, di Kantor DPP PDIP di Jakarta Selatan, Senin (17/8).
Berikut pidato lengkap Bung Karno sebelum membacakan teks Proklamasi;
Saudara-saudara sekalian !
Saya telah minta saudara-saudara hadir disini untuk menjaksikan satu peristiwa maha-penting dalam sedjarah kita.
Berpuluh-puluh tahun kita bangsa Indonesia telah berdjoang, untuk kemerdekaan tanah air kita. Bahkan telah beratus-ratus tahun !
Gelombangnja aksi kita untuk mentjapai kemerdekaan kita itu ada naiknja dan ada turunnja, tetapi djiwa kita tetap menudju ke arah tjita-tjita.
Djuga didalam djaman Djepang, usaha kita untuk mentjapai kemerdekaan nasional tidak berhenti-henti.
Didalam djaman Djepang ini, tampaknja sadja kita menjandarkan diri kepada mereka. Tetapi pada hakekatnja, tetap kita menjusun tenaga kita sendiri, tetap kita pertjaja kepada kekuatan sendiri.
Sekarang tibalah saatnja kita benar-benar mengambil nasib-bangsa dan nasib-tanah-air didalam tangan kita sendiri. Hanja bangsa jang berani mengambil nasib dalam tangan sendiri, akan dapat berdiri dengan kuatnja.
Maka kami, tadi malam telah mengadakan
musjawarat dengan pemuka-pemuka rakjat Indonesia, dari seluruh Indonesia. Permusjawaratan itu seia-sekata berpendapat, bahwa sekaranglah datang saatnja untuk menjatakan kemerdekaan kita.
Saudara-saudara ! Dengan ini kami njatakan kebulatan tekad itu.
Dengarkanlah proklamasi kami:
Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan
Kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, 17 Agustus 1945.
Atas Nama Bangsa Indonesia,
SOEKARNO – HATTA.
Demikianlah saudara-saudara !
Kita sekarang telah merdeka !
Tidak ada satu ikatan lagi yang mengikat tanah-air kita dan bangsa kita !
Mulai saat ini kita menjusun Negara kita ! Negara Merdeka, Negara Republik Indonesia, – merdeka kekal dan abadi.
Insja Allah, Tuhan memberkati kemerdekaan kita itu.
Artikel ini ditulis oleh:
Novrizal Sikumbang
Wisnu