Dinas Kebudayaan memperoleh anggaran sekitar Rp 61 miliar dimana separuhnya dihabiskan untuk program Pengelolaan Keragaman Budaya, selain itu ada Rp 8 miliar untuk program Pengembangan Taman Budaya dan Rp 5 miliar untuk Pengembangan Taman Budaya di Kabupaten/Kota. Perlu kajian mendalam seperti apa konsep pengembangan taman budaya tersebut.
“Jika dilacak lebih jauh, terdapat anggaran yang diberikan kepada pihak ketiga atau masyarakat sebesar Rp 25,5 miliar, anggaran tenaga ahli/instruktur/narasumber Rp 27,7 miliar lalu belanja modal Rp 11,2 miliar. Artinya, dari belanja sekitar Rp 130 miliar di Dinas Kebudayaan, dana yang dialokasikan ke masyarakat kurang dari separuh atau hanya 48%.”
Belanja jasa kantor mencapai Rp 25,6 miliar, wajib dilacak untuk apa saja belanja kantor tersebut lantaran mencapai angka cukup besar dalam satu tahun (2015). Anggaran makan minum juga membengkak mencapai Rp 8,9 miliar, pun belum diketahui apakah belanja tersebut dipergunakan untuk operasional internal kantor atau seperti apa.
Program Penyusunan Peta Perubahan Sosial di DIY dialokasikan sebesar Rp 700 juta. IDEA menilai program ini menarik untuk diketahui maksudnya, apakah dengan adanya keistimewaan DIY maka ada perubahan sosial atau sebaliknya, peta perubahan tersebut dipergunakan untuk menyusun kebijakan keistimewaan DIY.
“Sekda mengalokasikan anggaran Rp 1,5 miliar untuk peningkatan kapasitas lembaga pertanahaan Keraton dan Pakualaman, Rp 3 miliar untuk identifikasi dan inventarisir tanah Kasultanan dan Kadipaten, serta Rp 5 miliar untuk pendaftaran tanah Kesultanan dan Kadipaten.”
Tahun 2016, Dinas UP-ESDM bersama Sekda yang membidangi pertanahan dan tata ruang juga memakai Rp 342,9 miliar anggaran untuk program penataan kawasan budaya pendukung keistimewaan, adapula penataan kawasan perkotaan Rp 26,9 miliar, penyediaan lahan pendukung kawasan budaya Rp 154 miliar dan pengadaan tanah untuk penataan kompleks kepatihan Rp 150 miliar.
Program pengembangan transportasi berbasis keistimewaan di tahun 2016 sebesar Rp 8 miliar dengan salah satu kegiatan yang menyerap anggaran cukup besar yaitu penataan transportasi perkotaan (Heritage City) Rp 5 miliar.
Artikel ini ditulis oleh:
Nelson Nafis
Eka