“Tapi saat itu ogoh-ogoh masih kecil-kecil, belum besar-besar seperti sekarang. Dalam perkembangan, terjadi modifikasi sehingga ogoh-ogoh besar-besar seperti sekarang. Saat ini ogoh-ogoh sudah menjadi kebudayaan dunia di mana warga di Amerika Serikat, Australia, Jerman juga beberapa ikut membuat dan mengarak ogoh-ogoh,” ucapnya bangga.
Meski mengalami modifikasi, namun Sudiana menilai subtansi ogoh-ogoh tetap tak berubah. Boneka raksasa itu tetaplah sebagai manifestasi dari Bhutakala.
“Subtansi ogoh-ogoh dari dulu sampai sekarang tetap sama, yakni manifestasi dari Bhutakala. Ogoh-ogoh dalam perwujudan yang lebih tinggi itu disebut pretima. Itu seperti barong dan lain sebagainya,” demikian Sudiana.
Laporan Bobby Andalan, Bali
Artikel ini ditulis oleh: