Jakarta, Aktual.com-Gegara menyetujui proposal energi baru terbarukan yang menghapuskan biofuel di tahun 2021 mendatang, dengan disepakati persetujuan itu Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) menilai Uni Eropa berupaya membunuh 5,3 juta petani sawit yang ada Indonesia.

“Pelarangan biofuel berarti membunuh petani sawit Indonesia. Bila perlu kita memboikot untuk tidak mengekspor biodiesel atau sawit ke Uni Eropa,” jelas Sekjen Apkasindo Asmar Arsjad di Jakarta pada Jumat (26/1).

Indonesia sebagai negara produsen sawit terbesar di dunia. Menurut Asmar, jika Indonesia tidak mengekspor ke Eropa, itu tidak berpengaruh secara signifikan lantaran dominasi ekspor ke Eropa angkanya tidak begitu tinggi.

Upaya parlemen Eropa melarang penggunaan biodiesel berbasis minyak kelapa sawit lanjut Asmat dilatarbelakangi isu sustainability dan deforestasi di perkebunan sawit Indonesia.

Padahal lanjut dia pada kenyataannya, pemerintah beserta Apkasindo sudah memperbaiki masalah-masalah yang sering timbul di masa lalu.

Menurut Asmar kelapa sawit sebagai komoditas utama perkebunan telah menjadi motor pengentasan kemiskinan dan pendorong pembangunan di pedesaan. Prestasi Pemerintah Indonesia bersama dengan petani sawit berupa kerjasama pencegahan kebakaran hutan dengan mengedepankan tata kelola lingkungan hidup.

Pihaknya lanjut dia tidak akan memboikot ekspor biodiesel ke Uni Eropa. Ini sebagai bentuk perlawanan petani sawit Indonesia atas kesepakatan parlemen negara-negara tersebut.

Sementara market share sawit dan turunannya ke Uni Eropa hanya 20%. Adapun negara tertinggi tujuan ekspor sawit Indonesia adalah India.

Artikel ini ditulis oleh:

Bawaan Situs