Denpasar, Aktual.com – Malam ini, Selasa 8 Maret 2016, warga Bali akan mengarak ogoh-ogoh keliling desa. Arak-arakan ogoh-ogoh ini menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Nyepi yang tak lain Tahun Baru Saka 1938. Ribuan ogoh-ogoh akan diarak warga secara bersamaan. Tak sedikit malam yang biasa disebut malam pengrupukan itu menjadi potensi kericuhan.

Untuk mengantisipasi hal itu, Ketua Majelis Madya Desa Pakraman (MMDP) Buleleng, Dewa Putu Budarsa menegaskan institusinya meralang setiap mereka yang mengarak ogoh-ogoh dalam keadaan mabuk.

Langkah tersebut untuk memastikan pengarak ogoh-ogoh dalam kondisi sehat dan tidak terpengaruh minuman beralkohol (mikol). “Kami mengimbau kepada pecalang untuk meningkatkan kewaspadaan dan ketertiban agar desa pakraman kondusif dalam pelaksanaan pengarakan ogoh-ogoh itu. Hendaknya dicek lagi pengsung ogoh-ogoh yang berbau alkohol agar tidak turut mengusung ogoh-ogoh tersebut,” kata Budarsa, Selasa (8/3).

Sementara itu, Wali Kota Denpasar, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra mengimbau kepada masyarakat Kota Denpasar agar ikut menjaga keamanan wilayahnya masing-masing pada saat acara pengerupukan dan tidak menggunakan lagu-lagu house music saat mengiringi pengarakan ogoh-ogoh. Ia meminta masyarakat kembali menggunakan gambelan atau sejenisnya sesuai dengan tradisi adat yang ada.

Ia juga meminta kepada setiap desa di Kota Denpasar yang mengadakan pawai ogoh-ogoh untuk mengoptimalkan waktu parade agar tidak sampai lewat larut malam. “Saya minta agar tidak menggunakan houese music dan kembali menggunakan gamelan. Saya juga berharap parade ogoh-ogoh dilaksanakan lebih awal agar bisa selesai sebelum pukul 24.00 WITA malam,” ungkapnya.

Dan diminta kepada masyarakat di setiap banjar yang ikut parade ogoh-ogoh agar ikut menjaga kebersihan pada saat pawai, agar seusai parade ogoh-ogoh lingkungan tidak kontor akan sampah bekas ogoh-ogoh.

Artikel ini ditulis oleh: