Jakarta, Aktual.com —  Fenomena El Nino yang diprediksi Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terjadi pada Agustus ini hingga Desember akan berpengaruh pada perekonomian Indonesia, khususnya pada sektor pertanian.

Dosen dan peneliti Fakultas Pertanian IPB, Sugianta mengatakan ada beberapa hal yang seharusnya dilakukan pemerintah untuk mengantisipasi dampak El Nino. Salah satunya yaitu percepatan periode tanam untuk mengejar periode hujan yang pendek.

“Ini harusnya dilakukan antisipatif, jangan tiba-tiba dilakukan sebulan sebelumnya, tidak bisa itu,” ujar Sugianta kepada Aktual di Jakarta, Kamis (6/8).

Kedua penerapan budidaya padi hemat air. Ini diterapkan agar manfaatnya lebih luas, tidak hanya di wilayah yang terkena dampak El Nino.

Ketiga yaitu dilakukan pompamisasi air tanah, seperti yang terjadi di Klaten, Jawa Tengah. “Jadi tidak lagi diairi irigasi masih bisa tahan, tapi ini juga harus antisipatif, ngga bisa sekarang kering terus langsung dipompa.”

Keempat, adanya varietas tahan kekeringan.  “Tapi setahan apa keringnya, ini yang masih dilakukan kajian. Karena kan per wilayah definisi kekeringannya berbeda-beda,” pungkasnya.

Diketahui, El Nino merupakan fenomena cuaca skala global dan mempengaruhi kondisi iklim di berbagai tempat. El Nino menyebabkan curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia berkurang.

El Nino pernah menimbulkan kekeringan panjang di Indonesia. Curah hujan berkurang dan keadaan bertambah menjadi lebih buruk dengan meluasnya kebakaran hutan dan asap yang ditimbulkannya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka