Jakarta, Aktual.co —Kepala Dinas Pendidikan DKI Lasro Marbun menyatakan dukungannya terhadap penghentian Kurikulum 2013 yang dilakukan oleh Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan.
“Dari awal saya memang mengkritisi bahwa kurikulum ini perlu dievaluasi,” ujar Lasro di Balai Kota, Senin (8/12).
Ada beberapa alasan Lasro menolak kurikulum tersebut. Pertama, Lasro mengatakan, cara pengambilan keputusan kebijakan pelaksanaan kurikulum tersebut tidak konseptual. Kedua, ada fakta bahwa sarana dan prasarana tidak siap untuk pelaksanaan kurikulum tersebut.
“Contohnya guru dilatih itu masih banyak yang bingung. Di Jakarta baru 15 persen dari 26 ribu guru. Berarti sekitar 8400 yang baru paham,” ujarnya.
Ketiga, buku kurikulum 2013 yang terlambat datang dan jumlahnya tidak tepat. Keempat, terkait dengan substansi.
“Banyak buku yang pakai bahasa murahan seperti di buku Penjaskes ada bahasa ‘pacaran’. Harusnya pergaulan remaja saja,” tambahnya.
Kelima, mengenai uji coba dan evaluasi. “Apakah evaluasi kurikulum tahun 2006 itu ada? Mana yang yang diperbaiki dan mana yang tidak? Pola evaluasi juga belum dibuat. Sekarang baru terakhir-terakhir Pak Menteri baru diterbitkan evaluasi. Dari berbagai aspek harus dievaluasi,” ujarnya.
Dengan alasan tersebut, ia mengatakan pelaksanaan Kurikulum 2013 tidak efektif yang memberikan beban bagi sekolah dan murid.
“Penilaiannya pusing, jadi gak fokus. Kurikulum 2013 itu bikin pelajar banyak tahu tapi sedikit-sedikit. Indonesia itu butuh yang sedikit tahu tapi tuntas,” ujarnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid












