Jakarta, Aktual.com — Federal Reserve AS mengatakan pada Rabu (27/1) bahwa ia akan mempertahankan kisaran target suku bunga acuan atau federal funds pada 0,25 persen hingga 0,5 persen, berjanji akan menjaga kebijakan moneter akomodatif untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
Dalam pernyataan kebijakan yang singkat, bank sentral AS mengisyaratkan beberapa kekhawatiran terhadap gejolak pasar global dan pertumbuhan yang lamban.
Tetapi pembuat kebijakan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) mengatakan, mereka masih memperkirakan bahwa inflasi, yang melemah dalam jangka pendek oleh penurunan harga minyak, akan didorong ke arah target dua persen dalam jangka menengah. Dan mereka meninggalkan pintu terbuka untuk kenaikan suku bunga kedua pada Maret, sekalipun pasar semakin mendiskon kemungkinan itu.
Datang seminggu setelah Bank Sentral Eropa (ECB) memberi sinyal kuat bahwa pihaknya siap untuk pelonggaran kebijakan lebih lanjut dalam beberapa bulan mendatang guna memerangi deflasi, FOMC tidak membuat petunjuk tindakan kebijakan setelah pertemuan dua hari.
The Fed mempertahankan kenaikan Desember, suku bunga acuan, federal funds, berdiri di 0,25-0,50 persen, setelah membuat kenaikan seperempat poin setelah mempertahan suku bunga terkunci mendekati nol selama tujuh tahun.
Keputusan itu diambil setelah kenaikan stabil di pasar pekerjaan menarik tingkat pengangguran turun ke 5,0 persen, dan karena FOMC mengatakan pihaknya “cukup yakin” bahwa inflasi, yang tertekan oleh penurunan harga komoditas dan penguatan dolar, akan mulai merayap naik menuju target dua 2,0 persen.
Namun dalam pernyataan Rabu, Fed menurunkan ekspresi “cukup yakin” itu dan juga menyinggung gejolak di pasar global yang, sebagian, berasal dari rencananya untuk mengetatkan kebijakan moneter AS.
“Informasi yang diterima sejak Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) bertemu pada Desember menunjukkan bahwa kondisi pasar tenaga kerja membaik lebih lanjut, sekalipun pertumbuhan ekonomi melambat akhir tahun lalu,” kata panel.
“Komite sedang memantau secara cermat perkembangan ekonomi dan keuangan global serta menilai implikasinya terhadap pasar tenaga kerja dan inflasi, dan untuk keseimbangan risiko terhadap prospek.” Tidak cukup “dovish” Penurunan moderat ekspektasi membuat “sinyal baru tidak jelas” tentang kebijakan The Fed, kata Jim O’Sullivan dari High Frequency Economics.
“Itu tidak berarti mereka tidak akan melakukan perubahan, tentu saja, tapi itu bergantung pada data dan pasar.” Dengan pasar telah menunjukkan kekhawatiran bahwa The Fed terlalu percaya diri dalam prospek pertumbuhan dan inflasi AS pada Desember, penyesuaian hanya agak menghibur.
“Pernyataan The Fed hari ini ‘dovish’ mengenai kebijakan Fed, tapi sikap ‘dovish’ yang sedang berlangsung itu berasal dari kekhawatiran tentang risiko penurunan pertumbuhan, bukan dari pandangan inflasi yang lebih jinak,” kata Jason Schenker, presiden Prestige Economics.
Steve Ricchiuto dari Mizuho Securities mengatakan pernyataan FOMC adalah “tidak se-dovish yang diharapkan”.
“The Fed masih belum siap untuk mendukung pertumbuhan meskipun mereka sendiri melihat bahwa ekonomi telah melambat. Akibatnya, pasar ekuitas yang telah sedikit menjadi optimis berakhir,” katanya.
Saham-saham AS bergerak lebih rendah, dengan S&P 500 turun 20,68 poin (1,09 persen) menjadi berakhir di 1.882,95, setelah berada di wilayah positif sebelum pengumuman.
Dolar tergelincir terhadap euro, menjadi 1,901 dolar, tapi lebih tinggi terhadap yen, di 118,76 yen dan pound di 1,4254 dolar.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Arbie Marwan