Gulangyu adalah salah satu dari tempat pertama masuknya warga asing di era kolonial. Pulau ini juga dikenal pula sebagai Pulau Musik, karena warga Filipina di zaman itu membawa alat musik, terutama piano. Tahun 2000, museum piano dibangun di pulau itu.

Jejak warga asing di pulau yang juga disebut “Kulangsu” (deburan ombak) itu tampak dari desain bangunan yang berarsitektur Victoria.

Paduan sejarah dengan sentuhan modern untuk tempat berlibur orang kaya di Tiongkok serta sajian kuliner dan cenderamata khas menjadikan Gulangyu dikunjungi 50.000-an wisatawan/hari.

Nuansa sejarah yang dipadukan dengan konsep wisata modern serta sentuhan religi itu membuktikan masyarakat Tiongkok juga tidak sedikit yang taat beragama, meski ada juga yang abangan atau bahkan tidak beragama.

“Bahkan, jejak kedatangan utusan Nabi Muhammad SAW ke Tiongkok pada kurun 618-626 Masehi itu menunjukkan Islam datang lebih dulu ke Tiongkok daripada Indonesia, bahkan sebagian penyebar Islam di Indonesia juga berasal dari Tiongkok,” kata pengamat budaya/bahasa Indonesia, Prof Gunawan –nama Indonesia dari Prof Cai Jincheng.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid