Bakal Calon Gubernur DKI Agus Harimurti Yudhoyono (kiri) dan Bakal Cawagub Sylviana Murni (kanan) didampingi pimpinan partai pengusung menunjukkan tanda terima saat pendaftaran di KPUD DKI Jakarta, Jumat (23/9). Pasangan Bakal Cawagub DKI Agus - Sylviana diusung oleh partai Demokrat, PAN, PPP, dan PKB. ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma/ama/16

Jakarta, Aktual.com – Calon Gubernur DKI Jakarta Mayor Inf Agus Harimurti Yudhoyono menyampaikan pidato politik usai mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum Daerah DKI Jakarta. Untuk pertama kalinya, putra pertama SBY tersebut tampil berbicara dimuka umum.

Mengenakan pakaian adat Betawi, Agus terlihat tenang. Matanya berkaca-kaca saat berbicara mengenai pengabdiannya di dunia militer selama kurang lebih 15 tahun. Suasana ruangan konferensi pers di Wisma Proklamasi, Kantor DPP Partai Demokrat, hening saat Agus berkata demikian.

Berikut pidato politiknya :

Hari ini adalah hari yang panjang dan tidak mudah, tetapi bersejarah dalam perjalanan hidup saya. Tepatnya pukul 01.00 tengah malam, saya harus menetukan pilihan dan mengambil keputusan yang tidak mudah. Apakah saya akan tetap menjalani karir saya di dunia militer atau akan menjalani pengabdian di lingkungan yang berbeda.

Dua hari yang lalu ada empat partai politik, yaitu Partai Amanat Nasional, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Persatuan Pembangunan dan Partai Demokrat serta sejumlah kalangan masyarakat yang meminta kesediaan saya untuk dicalonkan sebagi Gubernur DKI Jakarta periode 2017 -2022.

Waktu yang saya miliki untuk dapat menjawab permintaan tersebut amatlah terbatas, karena saya baru kembali dari Darwin Australia. Memimpin semua prajurit dalam rangka latihan bersama antara TNI Angkatan Darat dan tentara angkatan darat Australia. Namun seorang pemimpin harus bisa dan berani mengambil keputusan dan tanpa paksaan dan tekanan dari siapapun, saya telah mengambil keputusan.

Sejak tadi pagi, saya mengikuti respon dan reaksi dari berbagai kalangan, yang tentu sangat beragam, namun saya sangat memahami bahwa banyak mungkin yang merasa sedih, menyayangkan serta mempertanyakan keputusan yang aaya ambil tersebut, karena merasa bahwa saya sesungguhnya memiliki karir dan masa depan yang baik di TNI.

Tapi dengan hati yang tulus saya meyakinkan bahwa rasa cinta dan bangga saya terhadap institusi TNI yang telah melahirkan dan telah menempa saya tidak akan pernah pudar.
Dan pada kesempatan ini pula izinkan saya untuk mengucapkan rasa terimakasih, hormat dan juga bangga saya kepada para atasan, senior, yang telah mendidik saya selama ini. Kepada rekan rekan perwira yang telah bekerja bersama serta seluruh prajurit yang pernah saya pimpin.

Terus terang dengan hati yang berat, karena lebih dari 15 tahun saya berdinas di bidang keprajutritan, di jajaran TNI yang saya cintai dan saya banggakan. Namun saya mengatakan bahwa saya siap untuk melakukan pengabdian yang lain yaitu di dunia politik dan pemerintahan.

Sejatinya sebenarnya dari TNI pulalah saya belajar dan memiliki prinsip bahwa mengabdi untuk masyarakat, negara, dan bangsa tidak mengenal batas waktu dan juga tidak mengenal wilayah penugasan. Apalagi saya memiliki tujuan yang baik.

Jika Allah SWT mengizinkan dan saudara-saudara saya masyarakat Jakarta memberikan kepercayaan, bersama Ibu Sylviana Murni, saya bertekad dan akan bekerja sekuat tenaga untuk membuat DKI Jakarta semakin maju, semakin aman, semakin tertib, ekonominya makin tumbuh, masyarakatnya makin sejahtera, kesenjangan sosial tidak semakin menjadi-jadi, hukum dan keadilan semakin tegak.

Kejahatan terus dapat kita perangi, lingkungan kita makin terjaga, pemerintahan dikelola dengan tertib, transparan, dan akuntabel, serta terbebas dari penyimpangan terhadap hukum dan aturan. Serta mengatasi permasalahan yang nyaris permanen seperti banjir dan kemacetan.

Saya tahu bahwa ini tugas yang tidak mudah, tantangannya juga besar tetapi saya percaya Jakarta yang lebih baik dapat selalu kita wujudkan bersama. Semboyan dan semangat yang kami usung adalah Jakarta Untuk Rakyat. Sekali lagi Jakarta Untuk Rakyat. Karena memang Jakarta adalah milik rakyat, milik kita semua.

Untuk dapat mencapai tujuan yang mulia tersebut, saya bersama Ibu Sylviana Murni, siap untuk berkompetisi secara sehat dan demokratis.
Politik dan demokrasi yang kita anut dan kembangkan haruslah yang damai, beretika dan juga tertib, itulah nilai-nilai luhur kemanusiaan, itulah identitas bangsa Indonesia.

Terakhir, saya mohon dengan tulus doa restu bapak-bapak, ibu-ibu serta saudara-saudara masyarakat Jakarta dan masyarakat Indonesia pada umumnya agar niat dan tujuan baik ini insya Allah dikabulkan oleh Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa.(Soemitro)

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid