Jakarta, Aktual.co — Dalam melaksanakan pekerjaan, Kopro Banjir membagi pekerjaan menjadi dua proyek, yaitu proyek hilir dan proyek hulu. Proyek hilir mencakup normalisasi Sungai Cideng dan Sungai Krukut. Sungai itu perlu dinormalisasi untuk mengamankan pengalirannya di daerah kota sehingga airnya dapat dimasukkan ke Waduk Pluit. Kopro Banjir juga mengerjakan proyek hilir yang berjangka pendek, antara lain pengerukan Kali Angke, Sungai Pesanggrahan, Sungai Grogol dan pembuatan saluran Muara Karang.
Hal yang penting juga adalah penataan sungai, dengan mengadakan ruang terbuka di tepi sungai selebar lebih dari 6 meter agar saluran air berjalan lancar. Ruang terbuka ini merupakan jalur hijau. Hal lain adalah memperbaiki tanggul dan profil kanal banjir serta mengeruk dan merawat saluran pembuangan air di Jakarta bagian tengah, seperti saluran Jalan Surabaya, Jalan Madura, Pejambon, mengeruk Ciliwung di Pasar Ikan, saluran Kalibata, daerah Sentiong, Cempaka Putih dan Sunter.
Adapun proyek hulu mencakup pembuatan waduk, antara lain Waduk Tebet, Waduk Melati, dan Waduk Surabaya. Pembuatan Waduk Tebet didasarkan pada pemikiran bahwa daerah Tebet merupakan daerah perkampungan baru yang belum dipikirkan sistem pembuangan airnya. Selain itu, pintu air Manggarai, yang panjangnya hanya 80 meter kapasitasnya terlalu kecil dan sukar direhabilitasi. Hal ini memperlambat aliran air Sungai Ciliwung sehingga mengakibatkan banjir di Tebet.
Di daerah Tebet, prioritas yang dilakukan adalah menormalisasi saluran Tebet Timur dan membuat waduk di saluran Tebet Barat. Jadi, jika musim hukan air dari saluran Tebet Timur akan dialirkan terus sampai keluar di pintu air Manggarai, sedangkan air di saluran Tebet Barat ditampung di Waduk Tebet. Di samping itu, Kopro Banjir juga merencanakan Waduk Surabaya. Namun hal itu tidak terealisasikan.
Pembangunan Waduk Melati ditujukan untuk mengurangi beban Sungai Cideng dan Sungai Krukut. Waduk direncakan seluas 6-8 hektar dengan kedalaman 1-1,5 meter. Pemangku kepentingan juga membuat penyaluran Sungai Cideng ke waduk dan membuat pintu air di sebelah hilir pertemuan Sungai Cideng dan saluran Gresik. Untuk itu, saluran pembuang dari waduk perlu dibuat dan sebanyak empat pompa dengan kapasitas setengah meter kubik per detik perlu dipasang.
Keuntungan dari Waduk Melati adalah mengurangi debit Sungai Cideng dan memperkecil daerah pengaliran Sungai Cideng. Dengan adanya waduk ini, debit Sungai Cideng dapat dikurangi dan dapat digunakan untuk penggelontoran pada musim kemarau.
Untuk menghilangkan banjir yang disebabkan pengaruh Sungai Cideng di sebelah hulu kanal banjir Kalimalang, dan mengurangi banjir di Jalan Thamrin, dibuatlan Waduk Setiabudi dengan cara membuang air dari Sungai Cideng hulu langsung dialirkan ke saluran banjir. Waduk ini juga berfungsi sebagai pembuangan air lokak di sekitar aliran Sungai Cideng hulu. Air dari kedua waduk kemudian dialirkan ke saluran banjir dengan cara dipompa.
Proyek Setiabudi meliputi pembuatan dua waduk dengan luas 2 hektar dan 3 hektar, dilengkapi dengan pembuatan 3 gedung pompa berkapasitas 2 meter kubik per detik. Dengan demikian, daerah Setiabudi dan Jalan Thamrin terhindar dari banjir.
(Bersambung…)

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid